100 Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Toba, Pertanda Apa?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Petambak keramba jarring apung (KJA) di Danau Toba, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut) dihebohkan dengan kematian massal ikan. Diperkirakan ada 109 ton ikan mati mendadak.

Peristiwa ini terjadi di perairan sekitar Desa si Ogung-ogung, Kecamatan Pangururan, Samosir. Ikan itu mulai mati pada Kamis 22 Oktober 2020.

“Berdasarkan data sementara, ikan mati di 38 KJA. Diperkirakan ada 109 ton ikan yang mati,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Samosir Vicktor Sitinjak, Jumat 23 Oktober 2020.

Penyebab pasti Kematian massal ikan ini masih diselidiki. Dugaan sementara faktor cuaca turut berpengaruh. “Airnya terlalu dangkal, sementara kemarin ada angin kencang yang mengakibatkan air berputar ke bawah. Akibatnya, kotoran yang di bawah keramba naik ke atas, sehingga ikan yang tidak bisa bernapas, karena oksigennya kurang,” katanya.

Untuk mengantisipasi terulangnya peristiwa serupa, pihaknya menyarankan agar KJA di kawasan dangkal dipindahkan ke lokasi yang lebih dalam. Dengan begitu kotoran tidak akan naik sampai ke atas.

Peristiwa ini sama dengan peristiwa kematian ikan secara massal di Pangururan pada Agustus 2018. Saat itu diperkirakan jutaan ekor ikan mati, juga karena kotoran yang naik ke atas. Begitu juga saat ribuan ton ikan mati di kawasan Tongging dan Silalahi pada Mei 2016 dan awal 2017.

Namun ada juga kematian massal yang terjadi akibat virus herves koi. Peristiwa ini terjadi di kawasan Haranggaol pada 2004.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini