100 Lebih Warga Kanada Meninggal Akibat Gelombang Panas

Baca Juga

MATA INDONESIA, OTTAWA – Gelombang panas yang terjadi di Kanada membuat malapetaka bagi sebagian warganya. Tercatat sudah lebih dari 100 orang yang meninggal akibat cuaca ekstream ini.

Hal ini sempat terjadi pada 2003 saat gelombang panas di Eropa menyebabkan sekitar 70.000 orang meninggal dunia.

Rekor suhu panas di Kanada dipecahkan selama tiga hari beruntun. Yang terkini adalah pada Selasa 29 Juni 2021 ketika temperatur mencapai 49,6 derajat Celcius di Lytton, Provinsi British Columbia, Bahkan sebuah daerah  tercatat hampir menembus 50 derajat Celcius. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyatakan turut berduka kepada keluarga para korban, yang kebanyakan merupakan kalangan lanjut usia (lansia). Penduduk desa Lytton, sekitar 250 kilometer sebelah timur Vancouver, mengalami suhu 49,6 derajat Celcius.

Cuaca panas juga menggangu aktivitas normal para warga disana. Meghan Fandrich salah satu warga bahkan mengaku dirinya hampir tak dapat keluar rumah.

”Panasnya tidak bisa ditolerir. Kami berupaya berada di dalam ruangan selama mungkin. Kami terbiasa dengan panas dan panas yang kering, namun 30 derajat celcius jauh berbeda dari 47,” ujarnya kepada harian Globe & Mail.

Sebelum Minggu 27 Juni 2021, suhu di Kanada tidak pernah melampaui 45 derajat Celcius.

Gubernur Provinsi British Columbia, John Horgan, menilai minggu terpanas di kawasan itu telah menimbulkan konsekuensi malapetaka bagi banyak keluarga dan komunitas. Yang dikhawatikan John Horgan, jumlah korban akibat cuaca panas di meningkat karena sejumlah daerah belum melaporkan datanya.

Para pakar mengatakan perubahan iklim diperkirakan meningkatkan jumlah kejadian cuaca ekstrem, semisal gelombang panas.

Di Provinsi British Columbia banyak warga yang tak memilki AC karena musim kemarau di sana tidak terlalu panas, Namun saat ini banyak dari mereka berbondong-bondong pergi ke hotel hanya untuk mencari AC yang dapat memberikan kesejukan.

Perubahan iklim ini menyebabkan kepolisian di wilayah Vancouver dipanggil untuk menangani lebih dari 130 orang yang meninggal dunia secara mendadak sejak Jumat 25 Juni 2021. 65 kasus kematian di Vancouver diakibatkan gelombang panas ini.

Sebagian besar individu yang meninggal adalah mereka yang menderita serangan jantung dan stroke yang disebabkan ketegangan karena tubuh mereka berupaya menjaga suhu tubuh stabil. Sejatinya cara tubuh merespons gelombang panas biasanya akan terjadi tekanan.

Cuaca panas akan memberikan tekanan pada tubuh dan semakin tinggi suhunya, semakin besar tekanannya. Jika tekanan turun terlalu rendah jumlah darah ke organ-organ tubuh yang memerlukannya tidak cukup sehingga risiko serangan jantung meningkat.

Maka yang perlu dilakukan dalam cuaca panas yang ekstrem adalah mendinginkan tubuh dan minum air secara cukup. Pertimbangkan aktivitas yang perlu dan tak perlu dilakukan selama cuaca yang tak bersahabat.

Reporter : Ananda Nuraini

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini