1.900 Km Jalan Tol Dibangun Selama Tujuh Tahun

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Selama lebih dari 40 tahun, pemerintah telah membangun 780 km jalan tol. Sedangkan selama tujuh tahun terakhir, pemerintah Presiden Joko WIdodo telah membangun 1.900 km jalan tol.

Untuk itulah Jokowi menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing dengan negara lain. ”Kita dorong betul agar jalan tol ini segera semuanya tersambung. Baik yang Trans Jawa maupun Trans Sumatra, dan beberapa di Kalimantan dan Sulawesi,” ujar Jokowi dalam sambutannya melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Jokowi mengatakan, salah satu hambatan dalam pembangunan infrastruktur selama ini adalah pembiayaan. Menurut dia, pemerintah selama ini tak mencari alternatif pembiayaan dan selalu bergantung pada APBN maupun keuangan BUMN.

Sedangkan pembangunan kepada pihak swasta juga tak berjalan baik. Karena itu, pemerintah mendirikan Indonesia Investment Authority (INA).

“Ini sebuah alternatif scheme pembiayaan yang sebelumnya gak pernah kita pikirkan muncul. Dan hari ini saya sangat senang telurnya pecah. Sudah sepakat tadi nilainya kurang lebih 39 triliun lebih,” kata dia.

Jokowi yakin, penandatanganan perjanjian oleh INA ini akan memberikan efek kepercayaan baik dari domestik maupun internasional terhadap cara pengelolaan keuangan Indonesia. Ia berharap manajemen dan tata kelola di INA mampu menumbuhkan kepercayaan dari internasional dan juga domestik. Sehingga akan banyak investasi yang masuk.

“Dan INA bisa nanti bekerja sama dengan BUMN maupun swasta yang kita harapkan akan memberikan efek ekonomi terhadap negara kita,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

MK Hapus Presidential Threshold 20%, DEMA UIN Sunan Kalijaga: Hak Politik danKedaulatan Rakyat Telah Kembali

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merespon langkah Mahkamah Konstitusi yang telah mengabulkan gugatan yang diajukan oleh Enika Maya Oktavia, Enika Maya Oktavia, Faisal Nasirul Haq, dan Tsalis Khoriul Fatna. Mereka seluruhnya adalah mahasiswa sekaligus anggota Komunitas Pemerhati Konstitusi (KPK) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
- Advertisement -

Baca berita yang ini