MATA INDONESIA, JAKARTA – Di Somalia, pengrajin ukiran dari tulang unta semakin jarang. Kini hanya empat pengrajin yang masih bertahan berkreasi dengan tulang-tulang tersebut.
Muse Mohamad Olosow adalah satu dari empat pengrajin ukiran dari tulang unta yang masih bertahan di Somalia. Ia telah bertahan untuk tetap hidup dan menjalani bisnis ini sejak puluhan tahun. (Mochamad Rizal Saputra)
Berikut tampilan bertahan hidup menjadi pengrajin ukiran tulang unta :
1 dari 8

Di Somalia, pengrajin ukiran dari tulang unta semakin jarang. Kini hanya empat pengrajin yang masih bertahan berkreasi dengan tulang-tulang tersebut. (instagram/feisalomar)

Muse Mohamad Olosow adalah satu dari empat pengrajin ukiran dari tulang unta yang masih bertahan di Somalia. Ia telah bertahan untuk tetap hidup dan menjalani bisnis ini sejak puluhan tahun. (instagram/feisalomar)

Pada 2006, ia pernah ditembak oleh kerabat dari lokasi tempat ia mengambil tulang-tulang, rumah jagal di Mogashidu. Pada 1978, perang saudara dan kerusuhan telah membantai banyak koleganya. (instagram/feisalomar)

Olosow mengambil tulang untuk bahan kerajinannya dari tumpukan tulang belulang yang dibuang rumah jagal di Mogashidu. (instagram/feisalomar)

Selama bertahun-tahun, Olosow mengukir tulang diam-diam di rumah dan membawanya ke pasar untuk dijual secara gelap. (instagram/feisalomar)

Olosow mempelajari keahliannya dari ayahnya pada tahun 1976. Kini dia berencana untuk memastikan tradisi berusia puluhan tahun ini tidak memudar setelah dia tiada. (instagram/feisalomar)