MATA INDONESIA, JAKARTA – Peradaban pada zaman dahulu memiliki ritual-ritual untuk persembahan yang mereka berikan kepada para Dewa yang mereka percayai. Ritual-ritual tersebut terkadang dianggap kejam, salah satunya adalah ritual pengorbanan manusia. Ritual tersebut dilakukan oleh salah satu suku yang hidup di Meksiko, yaitu suku Aztec. Mereka melakukan pengorbanan manusia untuk memuaskan dewa-dewa mereka.
Suku Aztec pernah membangun kekaisaran dan peradaban yang mendominasi wilayah Meksiko dan Amerika Tengah antara abad ke-14 hingga abad ke-16. Ada sekitar 25 juta penduduk kekaisaran Aztec. Lalu 100 tahun kemudian, penduduk berkurang drastis. hanya ada 1 juta yang tersisa. Lantas, apakah pengorbanan manusia tersebut yang membuat suku Aztec lenyap dan menghilang?
Penelitian dilakukan untuk mengetahui apa penyebab dari menghilangnya suku Aztec ini. Ternyata, bukan karena ritual pengorbanan manusia. Meskipun begitu, penyebab hilangnya suku Aztec tergolong mengerikan.
Penyebab utama runtuhnya peradaban suku Aztec adalah karena kedatangan bangsa penjajah dari Spanyol pada abad ke-16 yang berhasil meruntuhkan kekaisaran Aztec. Pada masa itu, Eropa sangat ingin menguasai dunia. Dari sederet tokoh Eropa yang muncul memimpin ekspedisi pelayaran dan penaklukan, nama Hernan Cortes mencuat sebagai orang Spanyol yang sukses menundukkan Meksiko secara penuh.
Cortes merampas tanah dan menyerobot emas. Banyak dari penduduk asli menjadi budak sedangkan sisanya terbunuh. Setelah kemenangan, sebuah pemukiman baru bernama Mexico City berdiri di atas reruntuhan kerajaan Aztec.
Ambisi Cortes menyebabkan praktik kekejaman besar kepada penduduk pribumi Meksiko. Peradaban Aztec yang eksis sejak tahun 1300, menguasai sekitar 80.000 mil persegi, dan berisi 25 juta orang harus berakhir di tangan orang Spanyol.
Namun, selain karena penjajahan Spanyol, runtuhnya peradaban Aztec juga karena wabah penyakit yang menyerang suku Aztec. Sebuah wabah menyerang pada tahun 1545 mempercepat berakhirnya era masyarakat Aztec karena merenggut nyawa jutaan orang dalam waktu lima tahun.
Tak ada yang tahu sejumlah tentara Spanyol telah terinfeksi cacar ketika mereka meninggalkan Eropa. Begitu para tentara Spanyol tiba di Amerika, wabah tersebut segera menyebar dan menjangkit suku asli, termasuk Suku Aztec. Antara 1520-1521, cacar telah mengurangi populasi di kota Tenochtitlan sebesar 40 persen.
Aztec kembali terserang penyakit “cocoliztli.” Penyakit itu menyebabkan angka kematian sebanyak tujuh sampai 17 juta orang di Amerika Selatan. Penyakit ini menyebar melalui Meksiko dan Guatemala pada akhir abad ke-16, beberapa dekade setelah penaklukan Cortes atas Tenochtitlan.
Para peneliti kemudian melakukan penelitian terhadap penyakit tersebut. Penelitian tersebut mengidentifikasi bahwa cocoliztli menjadi sebuah kemungkinan penyebab keruntuhan suku Aztec. Namun peneliti tidak tahu pasti jenis patogen seperti apa yang menyebabkan penyakit cocoliztli.
Reporter: Dinda Nurshinta