MATA INDONESIA, LONDON – Seorang mantan pengantin ISIS, Shamima Begum menyadari bahwa ia terperangkap ISIS.
Pihak mata-mata Kanada berhasil mendapatkan detail pasport Begum dan menyelundupkan beberapa warga Inggris lainnya untuk memperjuangkan ISIS.
Begum saat itu masih berusia 15 tahun saat dia dan dua orang siswi Inggris lainnya, Kadisa Sultana dan Amira Abase terbang menuju Suriah. Mereka pergi untuk mengikuti kelompok teroris ISIS pada tahun 2015.
Di Turki ia bertemu dengan Mohammed Al Rasheed yang mengklaim dapat memfasilitasi perjalanannya menuju ISIS.
Sebuah agensi yang menjadi bagian dari koalisi global yang memerangi ISIS mengonfirmasi bahwa Rasheed adalah pihak yang memberikan informasi kepada mata-mata Kanada. Informasi tersebut untuk menyelundupkan orang berjuang bersama ISIS.
Rasheed sebelumnya telah memfasilitasi banyak perjalanan baik pria, wanita, maupun anak-anak Inggris ke ISIS. Setidaknya delapan bulan sebelum ia membantu Begum dan dua temannya ia sudah memfasilitasi banyak orang.
Melansir dari BBC, Begum menjelaskan “ Dia bertanggung jawab atas seluruh perjalanan dari Turki menuju Suriah. Saya tidak yakin orang-orang dapat pergi ke Suriah tanpa bantuan penyelundup.”
Rasheed menyimpan informasi tentang orang yang ia bantu. Seringkali ia memotret dokumen identitas dan video rahasia lainnya di ponsel nya.
Begum sebelumnya menjadi peserta aktif ISIS. Tuduhan kepadanya karena ia memanipulasi media dan Pemerintahan Inggris.
Begum tinggal di sebuah kamp. Namanya aneh, “deradikalisasi”. Ia tinggal sejak 2019. Pemerintah Inggris sudah mencabut status kewarganegaraannya. Ia ditahan bersama banyak wanita dan anak-anak. Saat ini dia telah membuang pakaian khas ISIS dan menggantinya dengan kaos serta legging.
Sementara itu, pengacara dan keluarganya masih berupaya mencari keadilan untuk Begum. Tasnime Akunjee, Pengacara keluarga Begum, mengatakan bahwa akan ada sidang Hukum pada bulan November untuk menentang penghapusan kewarganegaraan Begum.
Menteri Dalam Negeri saat itu Sajid Javid juga tidak menganggap bahwa Begum adalah korban perdagangan manusia.
Akunjee mengatakan “mengejutkan bahwa aset intelijen Kanada adalah bagian penting dari opeasi penyelundupan. Seseorang yang seharusnya menjadi sekutu, melindungi rakyat kita, daripada memperdagangkan anak-anak Inggris ke zona perang.”