Home Headline Yogyakarta Catat Lonjakan Wisatawan di Libur Imlek, BLKK Tingkatkan Pengawasan HMPV

Yogyakarta Catat Lonjakan Wisatawan di Libur Imlek, BLKK Tingkatkan Pengawasan HMPV

0
7
Kampung Cina selalu menjadi tempat favorit saat Festival Cap Go Meh dan Perayaan Imlek. (Instagram/@radian_chaniago)

Mata Indonesia, Yogyakarta – Lonjakan jumlah wisatawan selama libur Imlek dan Isra Miraj di Yogyakarta mencatat angka yang signifikan. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata DIY, sekitar 600 ribu wisatawan domestik maupun internasional mengunjungi Yogyakarta selama periode libur panjang tersebut.

Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) DIY meningkatkan pengawasan terhadap potensi penyebaran Virus Human Metapneumovirus (HMPV). Informasi dari Kementerian Kesehatan mengindikasikan bahwa kasus HMPV yang merebak di Cina kini telah ditemukan di Indonesia.

“Kami terus mengikuti arahan dari pemerintah pusat. Jika BLKK ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan terkait HMPV, kami siap,” jelas Kepala BLKK DIY, Woro Umi Ratih dikutip Selasa 28 Januari 2025.

Menurut Woro, BLKK telah mempersiapkan tenaga ahli dan fasilitas untuk mendukung pemeriksaan pasien dengan gejala HMPV. Selain tingginya arus wisatawan, cuaca ekstrem di Yogyakarta juga dikhawatirkan memengaruhi kesehatan masyarakat, sehingga langkah antisipatif menjadi penting.

Gejala HMPV Mirip Covid-19, Warga Diminta Tetap Waspada

Hingga kini, belum ada laporan kasus HMPV di Yogyakarta. Namun, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala HMPV yang mirip dengan Covid-19 dan ISPA, seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas.

“Meski berbeda dari Covid-19, gejala klinisnya hampir sama karena sama-sama menyerang saluran pernapasan. Kami masih menunggu kebijakan pemerintah terkait alur pemeriksaan dan langkah pencegahan,” tambah Woro.

Peran BLKK DIY dalam Pemeriksaan Laboratorium dan Kalibrasi

Sebagai unit teknis Dinas Kesehatan DIY, BLKK tidak hanya memonitor penyakit seperti HMPV tetapi juga menyediakan layanan kalibrasi alat kesehatan untuk rumah sakit, puskesmas, hingga masyarakat umum. Misalnya, tensimeter dan oksimeter dapat dikalibrasi di BLKK. Selain itu, BLKK juga mengelola limbah dari rumah sakit, hotel, dan industri.

“Sebagian besar layanan kalibrasi berasal dari fasilitas kesehatan, terutama puskesmas dan rumah sakit. Kami juga menangani pengelolaan limbah medis dan nonmedis,” ujar Woro.

Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie, menegaskan hingga kini belum ada laporan kasus HMPV di Yogyakarta. Namun, antisipasi terus dilakukan mengingat tingginya pergerakan wisatawan selama libur panjang.

“Jika ada wisatawan yang merasa demam atau panas, kami sarankan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Sampai saat ini, kami belum menerima laporan kasus positif HMPV,” ungkapnya.

Pembajun juga menekankan bahwa meskipun gejala HMPV seperti flu dan batuk tidak terlalu parah, langkah pencegahan tetap penting.

“Kami terus memonitor situasi ini agar masyarakat tetap merasa aman,” ujar Pembajun.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here