Mata Indonesia, Gunungkidul – Selepas penyembelihan hewan kurban pada Idul Adha 2023, sejumlah ternak sapi di Gunungkidul justru terjangkit anthrax.
Tercatat lima ekor sapi terinfeksi bakteri yang bisa menular ke manusia ini.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul mencatat adanya temuan baru penyakit anthrax di Kapanewon Semanu pada bulan November tahun lalu.
Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, menjelaskan bahwa hingga saat ini, penyakit ini hanya ditemukan di Semanu dan belum menyebar ke daerah lain.
“Kita temukan pada Juni ini. Setiap sapi yang menunjukkan gejala anthrax diuji untuk memastikan apakah benar-benar terinfeksi anthrax atau tidak, dan pada bulan Juni lalu, ditemukan sapi yang terkena anthrax,” sebutnya, Rabu 5 Juli 2023.
Untuk mencegah penyebaran anthrax di Gunungkidul, Wibawanti telah melakukan berbagai upaya penanganan, termasuk pemberian vaksin dan antibiotik.
“Termasuk saat menjelang hari raya kemarin, sapi-sapu itu juga divaksin dan kita menerima bantuan dari Kementerian Peternakan,” terang dia.
DPKH Gunungkidul juga telah menyediakan berbagai obat-obatan untuk merawat sapi yang terinfeksi anthrax.
Wibawanti menekankan pentingnya segera mengubur hewan ternak yang mati secara mendadak dan tidak mengonsumsinya.
“Imbauan juga kepada warga daging sapi yang terinfeksi anthrax dapat menularkan bakteri yang berbahaya bagi paru-paru manusia, dan perlu diwaspadai,” ujar dia.
Berkaca pada awal tahun 2023, kasus anthrax yang menular ke manusia di Gunungkidul pernah terjadi pada bulan Januari.
Seorang warga di Kapanewon Karangmojo dinyatakan positif terinfeksi anthrax setelah dilakukan pemeriksaan. Sehingga upaya Pemkab Gunungkidul menggalakkan lagi vaksinasi terhadap sapi-sapi di wilayahnya.