Tidak Boleh Ada Lagi Penyelewengan Dana di Otsus Jilid II

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – Dana Otsus jilid II diharapkan dapat dikelola dengan baik. Hal ini ditekankan lagi oleh Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani.

“Tidak boleh ada lagi penyelewengan, korupsi, ataupun pungli dalam penyaluran Dana Otsus untuk menjamin efektifitas program pembangunan Papua dan Papua Barat,” ujarnya, dikutip Jumat 12 November 2021.

Hal ini untuk menanggapi kritik yang menyatakan bahwa pengelolaan dan pemanfaatan Program Otonomi Khusus selama 20 tahun belum efektif meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.

Buktinya adalah skor Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Papua yang turun 0.40 point dari 60.84 di tahun 2019, dan IPM Papua Barat 2019 yang masih di bawah rata-rata IPM Nasional.

Ia menegaskan bahwa dana Otsus jilid II harus memberikan dampak terhadap Papua ke depan. “Tidak hanya pembangunan fisik saja tetapi juga pembangunan manusianya,” katanya.

Jaleswari juga mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menyiapkan mekanisme Pencegahan Korupsi melalui Stranas PK. “Hal ini dapat diterapkan untuk membantu pengelolaan dan implementasi Otsus ke depan,” ujarnya.

Sesuai dengan Peraturan Presiden 54 Tahun 2018 Aksi Stranas PK Tahun 2021-2022, pemerintah daerah di Papua dan Papua Barat dapat melaksanakan aksi yang relevan untuk memperbaiki Tata kelola pemerintah.

“Sehingga diperlukan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran yang dapat diterapkan untuk semakin memperkuat implementasi Otsus ke depan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini