MATA INDONESIA, JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah dua kali mengunjungi negara konflik. Pertama, Afghanistan. Kedua, Ukraina.
Presiden Jokowi nampak tak pernah memakai rompi antipeluru saat mengunjungi dua negara tengah berkonflik tersebut.
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono mengungkap kemungkinan alasan Jokowi tak pernah menggunakan rompi antipeluru saat mengunjungi negara konflik. Menurutnya, karena pengamanan terhadap Kepala Negara sudah cukup baik.
Sebelumnya saat mengunjungi bangunan dan korban terdampak perang di Ukraina, Jokowi tak menggunakan rompi antipeluru dan tanpa pengawalan ketat.
Hanya menggunakan kemeja putih dibalut jaket biru. Demikian saat bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, hanya mengenakan setelan jas lengkap.
Hal serupa dilakukan Jokowi saat mengunjungi Afghanistan pada 2018 lalu. Saat itu, ledakan bom mengguncang kawasan kedutaan asing dan gedung pemerintahan di Kabul, Afganistan.
Peristiwa itu terjadi dua hari sebelum kedatangan Jokowi. 103 Orang tewas. 235 Lainnya terluka.
Beberapa jam sebelum Jokowi dan rombongan tiba, sekelompok pria bersenjata menyerang pos militer. Posisinya di dekat salah satu akademi militer Afghanistan. Insiden itu menewaskan lima tentara dan melukai 10 lainnya.
Jokowi Tolak Pakai Rompi Antipeluru
Jokowi kala itu menolak menggunakan rompi antipeluru. Padahal, pembantu presiden yang ikut dalam kunjungan kerja itu sudah menyiapkan rompi antipeluru.
“Presiden tidak berkenan memakai rompi antipeluru saat itu,” ucap Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan.
Rompi antipeluru yang semula disiapkan untuk Jokowi akhirnya digunakan Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden).
Saat berada di sana, Jokowi sempat menjadi Imam salat Zuhur di Afghanistan. Jokowi menjadi Imam dan makmumnya adalah Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani serta para Ulama Afghanistan dan Ulama Nahdlatul Ulama (NU). Jokowi menjadi imam atas permintaan Ashraf Ghani.