MATA INDONESIA, JAKARTA – Varian Omicron atau B.1.1.529 hasil mutasi ke sekian kali Virus SARS-Cov-2 dimasukkan WHO dalam varian dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi karena terlalu banyak perubahannya.
Hal tersebut diungkapkan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Minggu 28 November 2021.
“Pertimbangan utamanya adalah banyaknya mutasi yang terjadi, ada yang mengatakan 30 di spike protein dan ada yang menyatakan sampai total 50 mutasi. Omicron adalah mutasi terbanyak Virus SARS-Cov-2,” ujar Tjandra.
Konsekuensi mutasi dalam jumlah banyak adalah penyebarannya yang cepat seperti terjadi di Afrika dan kemampuan menyerang sistem imun manusia.
Dalam beberapa minggu terakhir terjadi peningkatan kasus harian yang tajam di Afrika Selatan.
Begitu juga di Eropa. Jika awalnya hanya ditemukan di Belgia namun kini sudah bertambah menjadi tiga negara yaitu Jerman, Inggris dan Italia.
Sedangkan infeksi lintas benuanya terjadi di Israel dan Hongkong.