MATA INDONESIA, JAKARTA-Ramai wacana penghapusan BBM yang tidak ramah lingkungan secara bertahap, termasuk Pertalite akhirnya terjawab sudah. Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memastikan, pertamina tetap menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di tahun 2022.
Basuki mengatakan, keputusan Pertamina untuk tetap menjual Pertalite di tahun depan lantaran masih diminati masyarakat. Bahkan, konsumsi BBM di Indonesia masih didominasi Pertalite. “Pemakaian BBMsudah hampir 80 persen di Pertalite,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah memberi sinyal akan menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Pertalite secara bertahap. Untuk tahap awal, pemerintah akan mendorong penggunaan bensin RON 90 atau Pertalite sebagai bahan bakar minyak ramah lingkungan. Ini dilakukan karena Indonesia baru memasuki masa transisi energi.
“Kita memasuki masa transisi di mana premium RON 88 (Premium) akan digantikan dengan Pertalite RON 90, sebelum akhirnya kita akan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan,” kata Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Soerjaningsih.
Soerja menginformasikan bahwa premium RON 88 saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja. Volume yang digunakan pun sangat kecil karena kesadaran masyarakat menggunakan bahan bakar minyak dengan kualitas yang lebih baik menjadi salah satu penyebabnya.
Lebih lanjut Soerja mengungkapkan pemerintah sedang menyusun peta jalan bahan bakar minyak ramah lingkungan di mana nantinya Pertalite juga digantikan dengan bahan bakar yang kualitasnya lebih baik.
“Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana pertalite harus dry, harus shifting dari pertalite ke pertamax,” ujarnya.
Pemerintah akan berusaha meredam gejolak yang timbul di masyarakat terkait proses shifting Pertalite ke Pertamax. Perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebesar 14 persen. Adapun perubahan dari pertalite ke pertamax akan menurunkan kembali emisi karbon dioksida sebesar 27 persen.