MATA INDONESIA, JAKARTA – Penyesuaian atau kenaikan harga BBM berdampak kepada tingkat kepuasan masyarakat kepada Pemerintah.
Hal itu terungkap dari survei Indikator Politik. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan kepuasan publik terhadap Jokowi menurun 9,7 persen setelah pengumuman harga BBM.
”Tingkat kepuasan atas kinerja presiden menurun cukup tajam dari 72,3 persen menjadi 62,6 persen,” kata Burhan, Minggu 18 September 2022.
Burhan mengatakan tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi baru pulih bulan lalu setelah kelangkaan minyak goreng. Pada April 2022 lalu, kepuasan publik ke Jokowi cuma di angka 58,1 persen.
Angka tersebut merangkak naik hingga ke angka 72,3 persen bulan lalu. Namun, angka tersebut langsung jatuh setelah pemerintah mengurangi subsidi BBM.
Penurunan tingkat kepuasan publik itu bersamaan dengan penolakan kenaikan BBM di masyarakat. Burhan menyebut mayoritas masyarakat menolak kebijakan tersebut. ”Kondisi perekonomian memburuk terutama karena keputusan pemerintah untuk mengurangi subsidi sehingga harga BBM harus naik, mayoritas warga menentang kebijakan tersebut, 71,5 persen,” ujarnya.
Survei ini pada 5-10 September 2022 dengan melibatkan 1.215 orang responden. Ambang batas kesalahan surbeo ini kurang plus-minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.