MINEWS, JAKARTA-Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) angkat bicara terkait sistem e-budgeting yang dinilai bermasalah oleh Gubernur Anies Baswedan. Menurutnya, sistem tersebut berjalan baik jika tidak ada niat maling.
Bagi Ahok, sistem itu akan bermasalah jika ada niat untuk korupsi sehingga mereka bisa menaikkan anggaran hingga menghasilkan anggaran yang aneh.
“Semua sistem berjalan baik jika yang input datanya tidak ada niat mark up apalagi maling,” ujar Ahok.
Diketahui, sistem e-budgeting pertama kali digagas oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Saat itu, Ahok menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Ahok pun menyebut banyak orang saat ini sudah mengerti e-budgeting. Dia pun tidak mau berkomentar lebih jauh.
“Orang-orang yang pintar dan tahu sistem e-budgeting. Kalau aku sudah lupa mungkin kelamaan belajar ilmu lain di Mako Brimob,” katanya.
Sebelumnya, Anies menilai masalah penganggaran sudah terjadi selama bertahun-tahun dan pangkalnya adalah di sistem. Dia merasa mendapat ‘warisan’.
“Selalu seperti ini. Karena, menurut saya, saya tidak akan meninggalkan ini ke gubernur sesudahnya, PR ini. Karena saya menerima warisan nih, sistem ini. Saya tidak ingin meninggalkan sistem ini untuk gubernur berikutnya,” ujar Anies.
Dia mengaku telah meneliti anggaran itu satu per satu dengan anak buahnya. Tapi dia memilih untuk tak memarahi anak buahnya di depan publik gara-gara usulan anggaran aneh bisa muncul di KUA PPAS.