MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS ditutup melemah di akhir pekan, 23 Oktober 2020. Mengutip data RTI Bussines, rupiah berada di posisi Rp 14.695 per dolar AS atau melemah 0,26 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan mata uang garuda disebaban oleh harapan investor kepada Kongres AS untuk mengeluarkan paket stimulus sebelum pemilihan Presiden.
“Tidak peduli siapa yang terpilih, hal itu telah mendorong aksi jual di pasar obligasi untuk mengantisipasi lebih banyak pinjaman pemerintah,” ujarnya, Jumat sore.
Sementara dari dalam negeri, laju rupiah sebenarnya cukup terbantu dengan adanya secercah harapan tentang ekonomi Indonesia yang akan kembali membaik. Namun, kuatnya sentimen global membuat rupiah kembali ke zona merah.
Menurut Ibrahim, bulan depan akan dirilis PDB kurtal III dan kemungkinan terkontraksi tipis di -1-2,9 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
“Namun kontraksi ekonomi pada kuartal III lebih landai ketimbang Kuartal Kedua. Indonesia mungkin resesi, tetapi bukan berarti tidak ada harapan ekonomi akan kembali membaik,” katanya.
Ini berkat rilis data Investasi yang sedikit lebih baik di bandingkan ekspektasi para analis, sehingga ada kemungkinan PDB di Kuartal IV akan lebih baik. Juga dibarengi dengan konsumsi masyarakat yang terus meningkat dan ada wacana di bulan November 2020 PSBB Transisi di DKI Jakarta akan berubah menjadi New Normal.
“Sehingga masyarakat sudah kembali beraktivitas seperti biasa dan tetap kalau keluar rumah menggunakan masker, menjaga jarak dan cuci tangan,” ujarnya.
Sebagai informasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan nilai investasi yang masuk pada kuartal III-2020 adalah Rp 209 triliun. Jumlah ini naik 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Angka ini jauh membaik dibandingkan kuartal II-2020. Kala itu, nilai investasi adalah Rp 191,9 triliun, terkontraksi (tumbuh negatif) 4,3 persen YoY. Sedangkan secara kumulatif Januari-September 2020, nilai investasi sebesar Rp 611,6 triliun. Naik 1,7 persen YoY.