MATA INDONESIA, JAKARTA – Laju rupiah atas dolar AS pada Kamis, 26 November 2020 diprediksi akan melanjutkan penguatan. Kemarin, rupiah ditutup menguat tipis 0,08 persen ke level Rp 14.144 per dolar AS.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan, penguatan mata uang garuda akan dibayangi oleh pengumuman Kabinet baru Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Salah satu nama yang muncul adalah Jane Yellen. Ia kemungkinan bakal menjadi Menteri Keuangan AS.
Kata Fikri, selama ini kebijakan Yellen sangat bertentangan dengan Trump dan lebih mengarah pada kebijakan moneter jangka panjang dan pro consumer.
“Sehingga kemungkinan dolar AS bakal lebih rendah, begitu juga dengan indeks dolar AS,” katanya, Rabu sore, melansir kontan.co.id.
Sementara itu dari dalam negeri, laju rupiah masih dipengaruhi oleh arus dana asing yang terus masuk ke tanah air. Bahkan inflow yang masuk ke pasar modal kemarin lebih dari Rp 500 miliar. Sayangnya, di sisi lain penambahan jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air masih berlanjut dan masih di atas 5.000 orang per hari.
“Tapi bagi market, penambahan kasus Covid-19 mungkin bukan hal faktor utama. meski demikian, hal itu tetap akan mempengaruhi minat investor asing. Apalagi Cina saja sudah bebas dari Covid-19,” ujarnya.
Fikri pun memprediksi rupiah akan menguat terbatas hari ini dengan rentang harga Rp 14.040 per dolar AS hingga Rp 14.240 per dolar A.