MATA INDONESIA, JAKARTA-Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menghentikan sementara kajian terhadap hydroxychloroquine sebagai obat potensial Covid-19 karena masalah keamanan.
Keputusan ini dibuat setelah studi observasi diterbitkan pada Jumat lalu dalam jurnal kedokteran The Lancet. Dalam jurnal dijelaskan bagaimana pasien Covid-19 yang parah yang diobati dengan hydroxychloroquine dan chloroquine menjadi makin parah dan hampir mati.
Tedros mengatakan, kelompok eksekutif independen sekarang sedang meninjau penggunaan hydroxychloroquine dalam Uji Coba Solidaritas WHO. Uji coba ini untuk mengevaluasi potensi manfaat dan bahaya dari obat ini.
Uji coba, yang melibatkan secara aktif pasien dari 400 lebih rumah sakit di 35 negara, adalah upaya penelitian global untuk menemukan terapi yang aman dan efektif untuk Covid-19.
“Kekhawatiran ini terkait dengan penggunaan hydroxychloroquine dan chloroquine dalam Covid-19,” katanya.
Diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengaku menggunakan hydroxychloroquine setiap hari. Trump mengaku menggunakan obat anti malaria utu setelah konsultasi dengan dokter Gedung Putih.
Trump mengatakan tidak terpapar virus corona, tapi mulai meminum obat tersebut karena mendengar dari pihak garda terdepan yang mengiriminya surat mengatakan mereka menggunakan obat tersebut untuk pencegahan.