Kuncen Makam Astana Giri Bangun: Soeharto Restui Prabowo-Puan Maharani ‘Pimpin’ Indonesia di 2024

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Pesta demokrasi pemilihan presiden (pilpres) masih lima tahun lagi atau tepatnya 2024. Namun, prediksi siapa yang akan menang dan memimpin Indonesia sudah tergambarkan.

Hal itu berdasarkan celotehan dari penjaga juru kunci makam Presiden Soeharto di Astana Giri Bangun, Karanganyar, Agus. Ia mengatakan bahwa Presiden Soeharto memberi restu Prabowo Subianto maju pada Pilpres 2024 dan kali ini yakin akan menang. Tetapi hanya satu periode, mengutip tribunnews.com.

Menurutnya, Presiden ke-2 RI ini memasangkan Prabowo Subianto dengan Puan Maharani. Pasangan ini dianggap yang ideal untuk memimpin Indonesia agar tercipta masyarakat adil makmur.

Sebelumnya, Prabowo Subianto ziarah ke makam Presiden Soeharto di Astana Giri Bangun, Karanganyar, Jawa Tengah, setelah Pilpres 2019.

Agus mengaku sering ‘berlomunikasi’ dengan Presiden Soeharto karena setiap hari merawat dan berdoa di sekitar makam yang selalu dikunjungi ribuan orang.

Menurut Agus, beberapa hari lalu Jenderal Besar Soeharto sudah memberikan wangsit kepada dirinya bahwa Prabowo Subianto akan maju lagi pada Pilpres 2024 dan menang.

“Ya, Bapak sudah kasih tahu. Pak Prabowo akan menang. Apalagi berpasangan dengan Ibu Puan,” ujarnya.

Dia juga menceritakan bahwa Prabowo Subianto sebelumnya berziarah atau nyekar ke makam pemimpin Orde Baru tersebut.

Menurut Agus, sebenarnya Soeharto berkeinginan anak-anaknya tampil atau terjun ke dunia politik secara penuh.

Tetapi, dari hasil komunikasi dengan almarhum Presiden Soeharto, kata Agus, anak-anaknya belum bisa menjadi pemimpin Indonesia.

“Jadi, wakil Cendana nanti bukan anak-anak Bapak Soeharto, tetapi Pak Prabowo,” ujar Agus yang mengaku setiap saat mengaji sekaligus berkomunikasi dengan almarhum Presiden Soeharto.

Restu Soeharto untuk Prabowo-Puan Maharani, kata Agus, sudah disampaikan kepada dirinya sebelum ada pemberitaan di media sosial atau media arus utama.

“Saya sudah dapat info dari Bapak (Soeharto) beberapa hari lalu, waktu berdoa di makam beliau,” kata Agus.

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini