Kemarau Tak Kunjung Reda, Warga Gunungkidul Terpaksa Jual Ternak untuk Air Bersih

Baca Juga

Mata Indonesia, Gunung Kidul – Kekeringan di Gunungkidul semakin meluas, dengan area terdampak yang terus bertambah. Akibat dari minimnya bantuan air bersih, masyarakat setempat mulai menjual ternak mereka untuk membeli air bersih.

Kuat diduga bantuan dropping air bersih tidak sepenuhnya mampu menjangkau seluruh wilayah yang terdampak.

Seorang warga Kapanewon Panggang, Gunungkidul, yang terdampak kekeringan mengaku telah membeli belasan tangki air bersih dengan harga R150.000 per tangki selama musim kemarau ini.

Sejak Maret lalu, dia telah membeli air bersih dan kini terpaksa menjual sapinya untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

“Air adalah kebutuhan utama, jadi harus dicari cara untuk mendapatkannya,” ujar dia, Rabu 28 Agustus 2024.

Menanggapi kondisi pelik tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul memutuskan untuk memperpanjang status siaga kekeringan hingga Oktober 2024.

Awalnya, status siaga kekeringan ini dijadwalkan berakhir pada akhir Agustus 2024, sesuai dengan SK Bupati Nomor 135/KPTS/2024 tentang penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi kekeringan di Gunungkidul, yang diberlakukan sejak 1 Juni 2024 hingga 31 Agustus 2024.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, perpanjangan status siaga kekeringan didasarkan pada prediksi BMKG bahwa puncak musim kemarau akan berlangsung hingga dasarian kedua bulan Oktober.

“Selain karena meluasnya area terdampak kekeringan, kami juga mempertimbangkan prediksi BMKG yang menyatakan kemarau akan berlanjut hingga akhir Oktober. Oleh karena itu, status siaga kekeringan kami perpanjang hingga Oktober 2024,” jelas Purwono.

Gunungkidul telah mengalokasikan anggaran untuk dropping air bersih sebanyak 1.000 tangki selama musim kemarau ini. Namun, sebagian besar anggaran tersebut sudah terserap, sehingga kemungkinan besar akan memanfaatkan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT).

Sementara Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Gunungkidul, Arif Prasetyo Nugroho, menambahkan bahwa sebagian besar anggaran untuk dropping air bersih telah digunakan untuk mendistribusikan bantuan ke 11 dari 18 Kapanewon di Gunungkidul. Bahkan, beberapa kapanewon telah mengajukan permohonan tambahan bantuan air bersih ke BPBD.

“Sampai saat ini, BPBD Gunungkidul telah mendistribusikan sebanyak 832 tangki atau setara dengan 4.160.000 liter air bersih,” tambah Arif.

Bantuan ini telah disalurkan ke 11 kapanewon, termasuk Karangmojo, Ponjong, Semanu, Rongkop, Purwosari, Panggang, Saptosari, Paliyan, Tepus, Nglipar, dan Girisubo. Meskipun demikian, permintaan bantuan air bersih masih terus berdatangan ke BPBD, padahal anggaran yang tersedia semakin menipis.

Saat ini, sisa air bersih yang belum disalurkan sebanyak 168 tangki. Untuk mengatasi kekurangan ini, pihak BPBD mengajukan tambahan air bersih sebanyak 600 tangki yang akan didanai dari anggaran Belanja Tak Terduga (BTT).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hasil Quick Count Pilkada DIY, Harda Tembus 60 Persen di Sleman, Paling Kecil Marija di Kulon Progo

Mata Indonesia, Yogyakarta - Pemungutan suara untuk Pilkada DIY telah berlangsung pada Rabu 27 November 2024. Sejumlah calon bupati dan wakilnya, termasuk wali kota dan wakil wali kota sudah memperoleh dukungan suara.
- Advertisement -

Baca berita yang ini