MATA INDONESIA, YOGYAKARTA-Tingginya kasus covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membuat Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan (Prokes).
Ditemui, Minews.id di Kantornya, Jalan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, wali kota mengaku prihatin dengan naiknya kasus Covid-19 di DIY yang juga membuat galau Gubernur.
Untuk itu dirinua meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada dengan kenaikan kasus Covid-19 per hari yang mencapai 1.000 lebih.
“Kami mencermati apa yang menjadi kegalauan bapak Gubernur dalam mengantisipasi meluasnya penyebaran Covid-19 saat ini. Jadi tidak benar jika Covid-19 ini tidak berbahaya,” katanya.
Jika mengacu riwayat kasusnya, 1.274 kasus itu terdiri atas 374 kasus periksa mandiri dan 900 kasus hasil pelacakan kontak kasus positif. Selain pasien positif Covid-19, 388 tambahan pasien sembuh, sehingga total jumlah kasus sembuh Covid-19 di DIY menjadi 153.886 orang.
Jika dilihat berdasarkan wilayah domisili, 388 pasien sembuh itu terdiri atas 58 orang asal Kota Yogyakarta, 91 orang asal Bantul, tujuh asal Kulon Progo, tujuh asal Gunung Kidul, serta 225 asal Sleman. lima kasus meninggal, sehingga total kasus meninggal di DIY 5.316 orang.
Terkait kematian biasanya ada penyakit penyerta (komorbid) yang kemudian diperparah dengan kemunculan infeksi Covid-19 inilah yang membuat seseorang tersebut meninggal.
“Kita lihatlah bagaimana kondisi orang-orang yang terinfeksi terutama yang di rumah sakit dengan gejala sedang dan berat, karena saat ini tren kematian paling banyak terjadi di rumah sakit,” katanya.
Menurutnya, DIY masuk dalam aglomerasi di mana banyak warga yang setiap harinya melintasi sejumlah kabupaten/kota yang ada di DIY. Apalagi Kota Jogja didominasi juga oleh pekerja dari luar wilayah.
Untuk mengantisipasinya, pihaknya bekerjasama dengan daerah lain dan provinsi untuk melkuakn penyekatan dengan mengecek identitas warga luar Jogja yang akan masuk ke Kota Jogja.
Sebagai contoh jika ada pos penyekatan di perbatasan Sleman-Jogja hal itu bisa menjadi alternatif skema penyekatan. Termasuk juga di Bantul. Jadi, kalau dibuat barikade, lalu ada pengecekan identitas seperti itu.
“Kami siap. Semata-mata ini untuk mengantisipasi naiknya kasus Covid-19. Skema ini dilakukan mengingat banyaknya pedagang-pedagang di pasar seperti Pasar Beringharjo yang merupakan warga Bantul,” katanya.
Masyarakat diharapkan untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Saat ini Kota Jogja mengalami lonjakan kasus Covid-19. Tercatat dalam dua pekan melonjak dari 10 kasus menjadi ratusan kasus dalam sehari.
Penggunaan masker menjadi salah satu hal yang penting. Minimal dapat mengurangi sebaran Covid-19 di lingkungan masyarakat. Apabila masyarakat disiplin, maka angka penularan bisa ditekan seminimal mungkin.
Reporter: Muhammad Fauzul Abraar