Jelang Ramadan Harga Beras Mulai Stabil, Dua Komoditas Ini justru Melonjak

Baca Juga

Mata Indonesia, Sleman – Harga beberapa bahan pokok di Sleman mengalami kenaikan menjelang Ramadan. Meskipun harga beras mulai stabil, harga gula pasir dan telur justru naik.

Menurut Kepala Bidang Usaha Perdagangan Disperindag Sleman, Kurnia Astuti, kenaikan harga gula pasir dan telur merupakan siklus tahunan yang dipengaruhi oleh berkurangnya stok gula dari pabrik.

Produksi gula yang terutama berlangsung antara April-September menyebabkan kenaikan harga gula pasir dari awal tahun hingga menjelang bulan puasa.

“Jadi permintaan yang tinggi terjadi selama bulan Ramadan, karena kebutuhan rumahan seperti pembuatan kue dan minuman, menjadi faktor utama yang meningkatkan harga gula pasir menjelang puasa nanti,” kata Kurnia, Kamis 7 Maret 2024

Seorang pedagang Pasar Gamping, Rustianti (45) mengaku bahwa komoditas gula yang ia jual memang mengalami kenaikan. Rata-rata per kilo mencapai Rp17-18 ribu.

“Mulai naik kalau gula pasir, memang ini kan momentum ya. Jadi saat jelang hari besar harganya langsung tinggi,” kata dia.

Rustianti tak menampik bahwa banyak pembeli yang kecewa dengan naiknya harga gula pasir. Meski begitu ia justru cukup senang karena mendapat laba lebih dari penjualannya.

“Ya kalau pedagang kita sih senang ya. Maka dari itu stok gula juga sudah kami siapkan, karena banyak masyarakat yang akan membeli. Tapi biasanya setelah Ramadan selesai, harga gula akan turun cepat,” ujar dia.

Di sisi lain, tak hanya gula pasir, kenaikan harga telur ayam masih dipengaruhi oleh dampak kenaikan harga beras. Beberapa warga beralih ke jagung sebagai alternatif, yang juga digunakan sebagai pakan ayam petelur.

Hal ini mengakibatkan kenaikan harga jagung yang berdampak pada harga pakan dan telur ayam. Dampaknya, banyak peternak mengurangi jumlah ayam mereka untuk mengurangi biaya produksi yang semakin tinggi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini