Jelang Libur Panjang Imlek dan Isra’ Mi’raj, PHRI Bantul Optimistis Okupansi Hotel Capai 70 Persen

Baca Juga

Mata Indonesia, Bantul – Mendekati long weekend pada liburan Imlek dan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW tahun 2024, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bantul berambisi mencapai tingkat okupansi kamar hotel sebesar 70 persen.

Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra Dwi Utomo menekankan bahwa dengan adanya momen long weekend yang bertepatan dengan Pemilu 2024, pihaknya menetapkan target yang realistis agar tidak terlalu tinggi.

“Kami melihat dalam situasi kampanye dan Pemilu, target 70 persen sudah dianggap memadai,” sebutnya, Selasa 6 Februari 2024.

Hendra menyadari bahwa penyelenggaraan Pemilu tahun 2024 akan mempengaruhi okupansi hotel selama long weekend di Bantul.

Ia memproyeksikan untuk capaian okupansi 70 persen bisa terjadi pada tanggal 8-11 Februari 2024. Pada tanggal 8 Februari 2024, bertepatan dengan libur nasional Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, sedangkan tanggal 9-10 Februari 2024 merupakan cuti bersama dan libur nasional Tahun Baru Imlek 2575.

Hendra menjelaskan bahwa dalam perayaan Imlek tahun ini, beberapa hotel akan menyelenggarakan perayaan di tempat masing-masing dengan mengadakan gala dinner khusus dengan konsep Imlek.

“Jika dilihat selama libur Imlek, wisatawan yang berkunjung ke Bantul biasanya berasal dari sekitar DIY dan Jawa Tengah. Karena libur Imlek tahun ini bersamaan dengan libur nasional lainnya,” katanya.

Ia berharap wisatawan dari Jawa Timur dan Jawa Barat juga akan meningkatkan kunjungan ke Bantul.

Berkaca selepas tahun baru 2024, Yohanes menyoroti bahwa okupansi hotel di Bantul pada Januari-awal Februari 2024 saat ini masih di bawah 50 persen. Oleh karena itu, ia berharap momen long weekend kali ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan tingkat hunian hotel di Bantul.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini