Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji’un Ekonom Enny Sri Hartati Meninggal

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTAInna lillahi wa inna ilaihi raji’un, kabar duka datang dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF). Ekonom senior Enny Sri Hartati meninggal dunia.

Almarhumah meninggal pada Kamis 1 Juli 2021 pukul 19.55 WIB, di RSI Pondok Kopi. Dari informasi yang terangkum, Enny Sri Hartati meninggal akibat Covid-19 yang menginfeksinya sejak sekitar seminggu lalu. Sebelum meninggal, kondisi Enny sempat membaik meski mengalami kesulitan mendapatkan rumah sakit.

Menurut Ekonom Senior Indef Aviliani ketika dikonfirmasi mengabarkan Almarhumah sebenarnya baru dua hari di RS, setelah sebelumnya hanya menjalani perawatan di kediamannya. ”Oksigen dalam darahnya drop, lalu dilarikan ke RS, nah begitu sampai RS mencari oksigen susah banget, baru dapet setelah beberapa jam,”ujarnya.

Rencananya, jenazah Enny akan dimakamkan di kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah. Almarhumah lahir di Karanganyar, Jawa Tengah 27 Juli 1971. Ia banyak memberikan ulasan ekonomi di sejumlah media termasuk menulis opini di sejumlah suratkabar.

Enny Sri Hartati merupakan direktur INDEF periode 2011 hingga sekarang. Dia menyelesaikan gelar doktor program studi Ilmu Pertanian dengan konsentrasi Ekonomi Pembangunan di Institut Pertanian Bogor. Dia memperoleh gelar sarjana dari jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di Universitas Diponegoro. Sebelum menjadi direktur INDEF, almarhumah pernah menjadi staf ahli Komisi X DPR RI (2007-2010) dan mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti (1996-2011).

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini