Ini Kata Psikolog Soal Siswi SMK Digerayangi Ramai-ramai

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Video seorang siswi yang viral di media sosial karena dilecehkan beramai-ramai oleh temannya di sekolah mendapat sorotan dari psikolog.

Video berdurasi 26 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang mengenakan seragam putih-abu-abu dipegangi kaki dan tangannya oleh sejumlah orang. Organ intim si siswi dipegang-pegang, baik oleh pria maupun wanita yang memegangi kaki dan tangan si siswi.

Psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum, dari Motherhope Indonesia menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi kemungkinan seseorang melakukan hal tersebut.

  1. Pengasuhan

Menurut Rahma, pola asuh bisa menjadi salah satu faktor. Jika anak sudah memiliki pola asuh yang baik dan benar, dia tak akan terpengaruh dampak dari ‘pergaulan bebas’.

“Bisa diprediksikan bagaimana cara para pelaku diasuh oleh orang tuanya sehingga menghasilkan perilaku seperti itu. Sekali pun pengaruh pergaulan bebas ada dampaknya, tetapi jika pengasuhan yang dilakukan ke anak sudah baik dan tepat anak tak akan terpengaruh untuk menjadi pelaku kejahatan,” ujarnya mengutip deytikcom.

  1. Sistem dan manajemen sekolah

Hal ini juga disinggung Rahma menjadi salah satu kemungkinan penyebab pelaku melakukan aksi tersebut. “Di antaranya terkait jaminan keamanan di sekolah, hubungan antara sekolah dengan orang tua siswa, dan lainnya,” katanya.

Menurutnya, pihak sekolah juga harus mengajarkan pentingnya pendidikan adab dan akhlak, atau pendidikan moral dan karakter.

  1. Sistem sosial masyarakat

Rahma juga menjelaskan seluruh pihak harus bersama-sama mengawasi perilaku yang menyimpang tersebut. Memberikan konsekuensi atau punishment moral.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini