Mata Indonesia, Jakarta — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menutup tahun 2025 dengan sederet capaian besar di bidang sosial, pendidikan, hingga pembangunan manusia. Berbagai elemen masyarakat menilai pencapaian ini bukan hanya bukti kerja nyata selama satu tahun pertama, melainkan juga landasan kuat untuk menyongsong agenda besar nasional pada 2026.
Beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai salah satu program perlindungan sosial terbesar dalam sejarah Indonesia.
“Ada profesor-profesor, ada orang-orang pintar yang mengatakan dalam siaran-siaran mereka MBG pasti gagal. Saudara-saudara, hari ini sudah 49 juta makanan tiap hari, 49 juta penerima manfaat tiap hari,” ujar Prabowo.
Ia menekankan bahwa keberhasilan menjangkau seluruh wilayah hingga pelosok adalah prestasi logistik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Ini bukan kegiatan main-main, ini bukan kegiatan yang gampang, ini prestasi logistik mungkin terbesar di dunia selama beberapa tahun ini,” katanya.
Prabowo juga membandingkan pencapaian Indonesia dengan Brasil.
“Brasil berhasil mencapai 40 juta penerima manfaat dalam 11 tahun, kita mencapai dalam 12 bulan, tidak sampai, 49 juta,” tegasnya.
Presiden menegaskan bahwa inti dari MBG adalah mengubah hidup anak-anak Indonesia.
“Padahal politik sebenarnya adalah kehendak memperbaiki kehidupan rakyat yang susah, itu arti politik yang sebenarnya,” ujarnya.
Apresiasi publik terus mengalir. Ketua Umum Front Pemuda Indonesia Raya (FPIR), Fauzan Ohorella, menilai agenda Asta Cita telah membawa perubahan signifikan sepanjang 2025.
“Program Asta Cita telah menunjukkan kinerja nyata pemerintahan Prabowo–Gibran selama satu tahun ini. Hal ini terlihat dari masifnya program sekolah rakyat untuk pendidikan anak bangsa serta peningkatan gizi melalui Makan Bergizi Gratis hingga untuk balita,” katanya.
Fauzan menilai gaya kepemimpinan Prabowo–Gibran yang peka dan terbuka menjadi modal penting untuk memasuki tahun 2026.
“Kami melihat ini sebagai momentum penting bagi perbaikan sistem di berbagai tingkatan,” ujarnya.
Dosen Hukum Tata Negara Universitas Jaya Baya, Rorano, juga menilai arah pemerintahan semakin jelas menuju pembangunan jangka panjang.
“Kebijakan Presiden Prabowo membangun 300 jembatan di pelosok Indonesia menjadi lentera bagi masa depan generasi bangsa,” kata Rorano.
Optimisme menuju 2026 juga muncul dari akselerasi Sekolah Garuda, program pendidikan unggulan yang menargetkan lulusan bersaing global. Direktur Jenderal Sains dan Teknologi, Ahmad Najib Burhani, menyebut sekolah garuda pertama akan beroperasi Juni 2026 di empat provinsi.
“Mereka itu akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa S1 ke perguruan tinggi terbaik dunia,” ujar Najib.
Pemerintah menyiapkan 700–1.000 beasiswa pada 2026 dan percepatan pembangunan tujuh sekolah garuda tambahan.
Berbagai capaian sepanjang 2025 serta rencana ekspansif 2026 dinilai sebagai sinyal kuat bahwa pemerintahan Prabowo bergerak dengan arah yang konsisten dalam memperkuat gizi, pendidikan, dan pembangunan manusia sebagai fondasi transformasi nasional menuju Indonesia Emas 2045.
