MATA INDONESIA, JAKARTA – Di tengah “serangan” Varian Omicron, ilmuwan mikro-biologi mengkhawatirkan Virus Corona jenis baru.
Virus bernama ‘NeoCov’ dari Afrika Selatan itu dikabarkan memiliki tingkat penularan dan kematian yang tinggi.
Para ilmuwan dari Wuhan, Cina mengungkapkan NeoCoV ditemukan pada populasi kelelawar di Afrika Selatan dan selama ini hanya diketahui menyebar di antara hewan-hewan itu.
Namun, sebuah studi yang diterbitkan 25 Januari 2022 di situs bioRxiv menemukan NeoCoV dan kerabat dekatnya PDF-2180-CoV bisa menginfeksi manusia.
Seperti dilaporkan Tribune India, para peneliti dari Universitas Wuhan dan Institut Biofisika Akademi Ilmu Pengetahuan China mengungkapkan NeoCov hanya membutuhkan satu mutasi saja untuk menyusup ke sel manusia.
Temuan penelitian menyatakan bahwa novel coronavirus menimbulkan risiko karena mengikat reseptor ACE2 secara berbeda dari patogen coronavirus.
Akibatnya, baik antibodi maupun molekul protein yang dihasilkan penderita penyakit pernapasan atau yang telah diimunisasi tidak dapat terlindungi dari NeoCoV.
Peneliti di Cina juga menemukan NeoCoV membawa kombinasi potensial dari tingkat kematian Virus Corona yang tinggi. Satu dari setiap tiga orang yang terinfeksi akan meinggal dunia.