Mata Indonesia, Yogyakarta – PAMERAN foto hasil karya fotografer yang tergabung dalam Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jogjakarta ini menggambarkan peristiwa gempa dahsyat yang melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006.
Bencana itu merenggut nyawa ribuan orang dan menghancurkan banyak wilayah. Meskipun gempa ini membawa penderitaan dan kehancuran, namun dalam kisah-kisah yang tersembunyi di balik reruntuhan, ditemukan semangat kebangkitan dan ketahanan yang menginspirasi.
“Pameran ini mencoba mengabadikan momen-momen penting selama dan setelah gempa. Memperlihatkan perjuangan masyarakat dalam menghadapi bencana, serta upaya dalam membangun kembali kehidupan mereka,” ujar Aka Rahman Ketua Pelaksana Pameran Kilas Pitulas.
Rahman menambahkan, tepat setelah 17 tahun gempa dahsyat bermagnitudo 5,9 tersebut berlalu, sudah sepantasnya peristiwa itu menjadi pengingat bagi kita semua. Bahwa kekuatan goncangan gempa meluluhlantakkan bangunan yang berdiri tanpa standardisasi bangunan tahan gempa. Menjadi pelajaran berharga agar peristiwa yang bakal terulang itu, tidak akan menelan korban yang jumlahnya sangat banyak.
Dengan mengingat dan menjadikan pengalaman, gempa dahsyat tersebut menjadi momentum stakeholder untuk berupaya agar menciptakan lingkungan yang relatif aman dari gempa. Dengan harapan agar masyarakat tidak lagi kehilangan keluarga tercinta akibat bencana gempa bumi.
“Pameran ini menampilkan 59 karya foto yang menggambarkan kehidupan dan pemandangan kehancuran setelah gempa terjadi. Puing-puing bangunan yang roboh, gambaran kesedihan dan kepanikan masyarakat akan menjadi fokus pada pameran ini,” pungkasnya.
Foto-foto yang dipamerkan juga memberikan gambaran semangat kebangkitan dan ketahanan masyarakat setelah gempa. Mulai dari proses pemulihan, bantuan dan kerja keras masyarakat dalam membangun kembali rumah, sekolah, dan infrastruktur yang rusak. Menunjukkan kekuatan manusia dalam menghadapi tantangan dan mengatasi kesulitan.
Disuguhkan pula foto-foto yang mencerminkan solidaritas dan kebersamaan antara masyarakat Yogyakarta-Jawa Tengah dan pihak-pihak lain yang datang untuk memberikan bantuan bahkan dari Internasional
“Melalui foto-foto ini, kita akan menghargai daya tarik kemanusiaan dan kekuatan komunitas dalam menghadapi bencana. Dan kita pun akan melihat gambaran masyarakat korban bencana dalam pemulihan kehidupan paska gempa. Gambaran kehidupan sehari-hari, kegiatan ekonomi, serta upaya membangun kembali kota,” tuturnya.
“Pameran ini mengajak pengunjung untuk merenungkan kekuatan manusia dalam menghadapi bencana dan mengatasinya,” tutup nya.
Mengingatkan pentingnya solidaritas dan kerjasama dalam menghadapi bencana serta persiapan dan respons yang cepat dalam menghadapi ancaman alam yang tak terduga.