MATA INDONESIA, JAKARTA-Peringatan dini dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) soal gelombang tinggi yang bakal menghantam sejumlah wilayah peprairan di Indonesia pada 7-8 November 2021.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Timur Laut-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 4-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat Aceh, perairan barat Kep. Nias, perairan Bengkulu, perairan barat Lampung, Selat Sunda, dan Samudra Hindia barat Bengkulu-Lampung,” kata kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1.25-2.50 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan seperti perairan utara Sabang, perairan timur P. Simeulue-Kep. Mentawai, Teluk Lampung, perairan selatan P. Sumba, perairan P. Sawu, Laut Sawu bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian bagian barat.
Samudra Hindia selatan NTT, perairan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, perairan Sorong, perairan Manokwari, perairan Biak, Samudra Pasifik utara Halmahera-Jayapura.
Kemudian, gelombang yang lebih tinggi kisaran 2.50-4.0 meter berpeluang terjadi di perairan Indonesia lainnya adalah perairan barat Aceh, perairan barat P. Simeulue-Kep. Mentawai, perairan Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Kep. Mentawai-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Sumbawa, Selat Bali- Lombok-Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Samudra Hindia selatan Banten-NTB.
“Kemudian, gelombang yang sangat tinggi kisaran 4.0-6.0 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Aceh, Samudra Hindia barat Kepulauan Nias,” katanya.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti Perahu Nelayan berkecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter.
“Mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” katanya.