Elektabilitas Ganjar Pranowo Tetap Tertinggi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tetap tertinggi elektabilitasnya dalam berbagai survei. Salah satunya yang dilakukan Lembaga survei Politika Research and Consulting (PRC) yang merilis hasil survei nasional terkait elektabilitas tokoh terkait Pilpres 2024.

Hasilnya, Ganjar Pranowo lagi-lagi berada di urutan teratas soal tingkat keterpilihan atau elektabilitas Capres 2024.

Ganjar meraih elektabilitas tertinggi di kategori jawaban terbuka (top of mind) dengan simulasi 32 nama dan simulasi 15 nama.

“Ini pertanyaan terbuka jadi kita bebaskan seluruh responden untuk menjawab sesuai dengan keinginannya. Seandainya Pilpres hari ini, menurut bapak ibu siapa yang paling layak sebagai capres? Sebanyak 17,2 persen itu menyatakan Ganjar Pranowo, 16,4 persen menyatakan Prabowo Subianto,” kata Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting Rio Prayogo dalam kanal Youtube Politika Research & Consulting, Senin 27 Desember 2021.

Rio menambahkan untuk simulasi 32 nama juga tak ada perubahan.

Begitu pun saat mengerucut menjadi simulasi 15 nama, Rio mengatakan Ganjar tetap memimpin. ”Ketika kita simulasi dengan 15 nama, maka Ganjar Pranowo sudah mendahului peringkat Prabowo Subianto yang selama ini selalu ada di rentang margin of error,” katanya.

Dalam hasil survei PRC, peringkat kedua adalah Prabowo Subianto. Terpaut jauh dari kedua tokoh tersebut, berada di peringkat ketiga adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menyusul Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kritik Gagalnya Pemprov Tangani Sampah hingga Tutup TPA Piyungan, Walhi Jogja: Anggaran Tak Maksimal dan Timbul Masalah Baru

Mata Indonesia, Yogyakarta - Sepanjang tahun 2023, wilayah DIY yang meliputi Kota Jogja, Kabupaten Sleman, dan Bantul menghasilkan lebih dari 1.000 ton sampah per hari yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Sayangnya, hanya 28,69 persen dari total sampah tersebut yang berhasil diolah, sedangkan 71,31 persen atau sekitar 1.046 ton sampah lainnya langsung dibuang tanpa pengelolaan yang memadai. Hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.
- Advertisement -

Baca berita yang ini