Dampak Virus Corona, Maskapai Asia Pasifik Merugi Rp 381 T

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Wabah virus corona diprediksi bakal berdampak sistemik terhadap hilangnya pendapatan perusahaan penerbangan yang beroperasi di daerah Asia Pasifik.

Diperkirakan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) perusahaan penerbangan akan kehilangan pendapatan sampai dengan 27,8 miliar US dolar atau setara Rp 380,86 triliun (asumsi kurs Rp13.700 per dolar AS).

Kehilangan pendapatan paling besar akan dialami oleh maskapai penerbangan Cina. Menurut mereka, maskapai Negeri Tirai Bambu akan kehilangan pendapatan sampai dengan 12,8 miliar US dolar.

Selain berdampak pada maskapai di Asia Pasifik, IATA juga menyatakan penyebaran virus juga akan berdampak pada pendapatan maskapai di luar kawasan tersebut.

Menurut proyeksi mereka, Virus Corona bisa menurunkan pendapatan maskapai di luar kawasan Asia Pasifik sampai dengan 1,5 miliar US dolar.

Kesemua proyeksi tersebut dibuat IATA berdasarkan perkiraan penurunan penumpang pesawat sebesar 13 persen pada sepanjang tahun ini akibat penyebaran virus tersebut.

“Ini akan menjadi tahun yang sangat sulit bagi maskapai penerbangan,” kata CEO IATA Alexandre de Juniac seperti dikutip dari AFP, Jumat (21/2).

Atas masalah tersebut, ia mengatakan tidak ada pilihan lain menghentikan penyebaran virus adalah prioritas utama yang harus dilakukan. Virus Corona tengah menyebar ke beberapa kawasan penjuru dunia. Virus tersebut sampai dengan saat ini sudah membunuh 2.244 orang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini