Cuti Idul Adha, Peningkatan PAD dari Sektor Wisata Bantul Diprediksi Tak akan Naik Signifikan

Baca Juga

Mata Indonesia, Bantul – Prediksi menunjukkan bahwa penetapan libur Hari Raya Idul Adha 2023 dan cuti bersama selama tiga hari tidak akan memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Bantul.

Hal itu diprediksi juga tak akan meningkatkan pendapatan dari sektor wisata di Bumi Projotamansari tersebut.

Menurut Markus Purnomo Adi, Kepala Seksi Promosi dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata Bantul, libur Idul Adha akan lebih banyak dimanfaatkan untuk perayaan kurban.

“Kalau dilihat dengan seksama perayaan Idul Adha kali ini memiliki kesamaan dengan Idul Fitri sebelumnya, di mana ada perbedaan perayaan antara Muhammadiyah dan pemerintah,” katanya, Sabtu 24 Juni 2023.

Oleh sebab itu, kemungkinan terdapat variasi dalam mulainya perayaan Idul Adha, baik pada Rabu, 28 Juni 2023 maupun Kamis 29 Juni 2023.

Meskipun terdapat libur pada Jumat 30 Juni 2023, kunjungan wisatawan diprediksi tetap rendah karena waktu yang terpotong oleh salat Jumat yang singkat.

Mengingat masih ada libur Sabtu dan Minggu, masyarakat diprediksi memilih untuk menghabiskan waktu bersantainya di rumah masing-masing.

Seperti diketahui kondisi libur dan cuti Idul Adha tahun ini tanpa adanya Covid-19, meski demikian pemerintah masih mendorong masyarakat untuk lebih waspada.

Pencabutan status pandemi ke endemi membuat masyarakat kembali beraktivitas normal, termasuk salat Idul Fitri yang nantinya dibuka di setiap lapangan yang ada di Jogja.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini