Mata Indonesia, Yogyakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta (BMKG DIY) telah menginformasikan bahwa wilayah pesisir selatan DIY memiliki potensi terjadinya gempa megathrust dengan magnitudo 8,8.
Meskipun demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menekankan agar masyarakat tidak panik.
Noviar Rahmad, Pelaksana Tugas Kepala BPBD DIY, menjelaskan bahwa informasi dari BMKG DIY hanyalah potensi berdasarkan hasil kajian, bukan prediksi pasti.
“Jadi kapan gempa ini akan terjadi tidak dapat dipastikan. Namun memang ada siklus 100 tahunan yang menunjukkan potensi terjadinya gempa pada tahun 2023, tetapi alam itu juga tidak mudah diprediksi,” ungkap dia Minggu 22 Agustus 2023.
Oleh karena itu, BPDB DIY mengimbau agar masyarakat dan wisatawan tetap tenang dan waspada terhadap potensi megathrust tersebut.
“Tidak perlu takut atau panik dengan kondisi itu. Wisatawan tetap dapat berkunjung ke Jogja dengan aman, sejauh pemantauan yang dilakukan,” ujar dia.
Waspada terhadap potensi gempa megathrust adalah hal yang utama, karena potensi tersebut tidak hanya berlaku untuk selatan Jawa, tetapi juga barat Sumatera dan selatan Papua.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Kurniawan menegaskan bahwa berbagai destinasi wisata di selatan DIY masih aman.
Dia mengimbau masyarakat yang tinggal atau beraktivitas dekat dengan pantai selatan untuk tetap waspada, dan wisatawan yang datang juga diingatkan untuk berhati-hati.
“Kami juga memberikan sejumlah edukasi bagaimana pelaku wisata melakukan mitigasi bencana ketika terjadi sewaktu-waktu. Jadi lebih siap menghadapi situasi darurat,” terang dia.
Berdasarkan penelitian BMKG DIY, pesisir selatan DIY yang berada di jalur subduksi, memiliki potensi megathrust karena pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Megathrust adalah patahan dalam laut yang besar dan membentuk segmen-segmen.
Ayu K. Ekarsti, Staf Data Informasi BMKG DIY, menjelaskan bahwa terdapat dua segmen di wilayah DIY yang memiliki potensi gempa megathrust.
Pemodelan Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGen) 2017 menyebutkan bahwa jika gempa terjadi pada dua segmen ini, dapat mencapai magnitudo 8,7 dan memicu tsunami.
“Tsunami ini dapat mencapai tinggi 18-22 meter dalam skenario terburuk dengan waktu tiba paling cepat 34 menit di pesisir selatan,” sebutnya.