Mata Indonesia, Yogyakarta – Dalam 4 bulan pertama tahun 2023, Dinas Kesehatan Gunungkidul telah mencatat 54 kasus leptospirosis, yang merupakan peningkatan tren dibandingkan dengan kasus yang terjadi selama tahun 2022.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, penyakit ini menular pada saat musim penghujan dan berkaitan erat dengan kebersihan lingkungan.
“Ini menjadi sinyal untuk masyarakat tetap waspada dengan kondisi kesehatan mengingat jumlah kasus malah bertambah cukup tinggi,” katanya, Kamis 4 Mei 2023.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengadopsi pola hidup bersih dan sehat, serta rajin berolahraga.
Ia juga meminta petani untuk menggunakan alat pelindung diri saat beraktivitas di area persawahan.
“Leptospirosis ini banyak mengancam para petani. Artinya kebersihan itu yang utama. Jika perlu saat beraktivitas di sawah, gunakan sepatu boots atau sarung tangan tebal agar penyakit tidak masuk ketika petani mengalami luka,” terang dia.
Leptospirosis merupakan penyakit berupa virus yang dibawa oleh tikus. Virus tersebar dari kencing tikus yang dapat menyebar masuk ke tubuh manusia melalui luka di bagian tubuh manusia.
Upaya pencegahan harus dimaksimalkan agar jumlah kasus tidak terus bertambah, dan sosialisasi pencegahan harus digalakkan.