Mata Indonesia, Sleman – Guna mengantisipasi penyebaran penyakit antraks di Kabupaten Sleman, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menghadiri kegiatan vaksinasi anthraks pada Selasa (20/3) di padukuhan Kalinongko Kidul, Kalurahan Gayamharjo, Prambanan.
Turut hadir pada kegiatan ini Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah, beserta rombongan dari Kementerian Pertanian RI.
Pada acara tersebut, Nasrullah bantuan untuk memberantas antraks yang ada di Kabupaten Sleman. Bantuan diserahkan secara simbolis kepada Dinas Pertanian DIY.
Bantuan tersebut terdiri dari vaksin antraks sebanyak 2.600 dosis, vitamin 1500 botol, antihistamin 500 botol, antibiotik 100 botol, dan spuit 20.000 set.
Dalam sambutannya ia menyebut bahwa antraks merupakan penyakit yang berbahaya. Sebab penyakit yang menjangkiti hewan ini dapat menular ke manusia.
Untuk itu penyakit ini perlu segera diberantas, salah satunya dengan cara melakukan vaksinasi kepada hewan-hewan ternak.
“Jangan ada yang menjual atau mengkonsumsi hewan yang sakit atau mati. Ini bisa menularkan penyakit,” ujarnya
“Untuk hewan yang mati karena antraks, ada SOP pemusnahannya, yakni dikubur kedalaman dua meter, dikasih formalin, kapur, ditutup, lalu disemen,” lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menyampaikan bahwa kasus antraks di Kabupaten Sleman sudah terkendali dan sudah ditangani dengan baik.
Namun demikian Kustini tetap mengimbau masyarakat untuk membawa ternaknya ke Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) terdekat apabila ternaknya mengalami penyakit.
Dengan begitu akan dapat dilakukan upaya mitigasi lebih lanjut apabila ternak tersebut terjangkit antraks.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Pemkab Sleman telah melakukan upanya desinfeksi di lingkungan kandang ternak yang positif antraks. Pemkab Sleman juga telah memusnahkan daging ternak yang terkena antraks sesuai prosedur yang ada.
Upaya lain yang dilakukan Pemkab Sleman adalah pengobatan dan pemberian vitamin terhadap ternak sapi 143 ekor serta 224 kambing dan domba, yang berada di sekitar lokasi kasus, untuk melindungi ternak yang ada. Mengingat lokasi di sekitarnya sudah
ternak yang terpapar.
“Pemkab Sleman juga melakukan vaksinasi Antraks pada ternak sapi, domba dan kambing yang berada pada zona kuning, meliputi Dusun Nawung, sebagian Dusun Kalinongko Kidul dan sebagian Dusun
Kalinongko Lor,” terangnya.
R. Hery Sulistio Hermawan, S.Pi., MT., selaku Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY melaporkan bahwa kasus kematian ternak akibat antraks pertama muncul pada 2 Februari 2024. Namun hal tersebut tidak dilaporkan kepada pihak berwenang.
Kasus kematian ternak ini terus terjadi dan membuat warga resah. Sehingga pada tanggal 7 Maret 2024, Kepala Dukuh Kalinongko Kidul melaporkan kejadian tersebut kepada Puskeswan Prambanan dan kemudian ditindaklanjuti.
“Alhamdulillah sudah tidak ditemukan penampakan kasus kematian ternak diduga antraks sejak 8 sampai 15 Maret 2024,” ucapnya.
Adapun total ternak yang mati dari awal Februari sampai 7 Maret 2024 adalah 2 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Ternak tersebut berasal dari 4 pemilik dari dua padukuhan yang berbatasan, tapi berbeda kabupaten, yakni dari padukuhan Kalinongko Kidul, Kalurahan Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, dan padukuhan Kayoman, Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul.