Mata Indonesia, Bantul – Munculnya dugaan Flu Singapura yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, mulai diantisipasi masyarakat. Tak terkecuali di Kabupaten Bantul, DIY.
Sejauh ini, kasus Flu Singapura belum ditemukan di Bantul. Meski demikian pemerintah melalui, Dinkes Bantul meminta warga mewaspadai saat kontak fisik dan memperhatikan asupan gizi dalam sehari.
Kepala Bidang P2P Dinkes Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso memastikan hingga saat ini, belum ada kasus Flu Singapura atau warga yang terjangkit penyakit tersebut.
“Kalau kasus di Bantul ini belum pernah ditemukan. Tahun lalu juga tidak muncul kasusnya,” terang pria yang karib disapa Oki itu, Senin 6 Maret 2023.
Lebih lanjut, Oki tak menampik bahwa orang-orang yang datang dari luar negeri ke Indonesia dan berlibur di daerah-daerah berpotensi membawa Flu Singapura.
Oki menjelaskan bahwa gejala penyakit ini tak jauh berbeda dengan flu biasa. Meski begitu ada kita yang baik agar warga tak terjangkit dengan virus tersebut.
Pertama adalah mengubah pola istirahat yang teratur. Kedua adalah menjaga pola makan dan mengatur asupan gizi yang baik.
Untuk membedakan dengan flu biasa dan Flu Singapura, virus tersebut disebabkan oleh Enterovirus. Penyebaran virus ini kebanyakan saat kontak kulit, udara serta makan dan minum bersama.
Selain itu masa inkubasi virus selama tiga hingga enam hari dari jumlah virus yang ada di dalam tubuh. Virus bisa bertahan hingga lima pekan.
Gejala warga yang terpapar Flu Singapura mengalami bintik-bintik air atau cacar air yang ada di badan. Tubuh juga akan berubah menjadi agar kemerahan dengan ukuran 4-8 milimeter.
“Jadi untuk pencegahan, pasien ini harus menjauhi kerumunan. Atau paling penting adalah isolasi hingga adanya bintik-bintik itu hilang,” terang Oki.