Raul Lemos Ngaku Musuh Kamera, Video Cium Bibir Krisdayanti Dibahas Netizen

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Penyanyi Krisdayanti (KD) akhirnya memberi klarifikasi soal sindir-sindiran soal WhatsApp yang berlangsung di Instagram beberapa waktu lalu. Bersama suaminya, Raul Lemos, KD berbicara banyak hal di podcast Deddy Corbuzier.

Yang paling disorot netizen adalah pernyataan Raul Lemos yang secara pribadi tak terlalu suka dengan kamera. Ia bahkan mengakui wajahnya terlihat tegang di sejumlah foto yang menunjukkan dirinya bersama Krisdayanti dan anak-anak.

“Aku tuh kalau lihat kamera itu seperti apa ya, mungkin musuh terbesar saya itu adalah kamera. Makanya orang bilang hasil foto saya tidak ada yang bagus karena musuh terbesar saya kamera,” kata Raul.

Pernyataan Raul Lemos tentang ‘musuh’ kamera itu jadi soroten netizen. Bahkan, jejak digital Raul dan KD kembali disorot publik.

BACA JUGA: Aurel Hermansyah Posting Soal Peran Orangtua, Klarifikasi Krisdayanti Tak Bisa Diterima?

Beberapa tahun lalu, Raul dan KD justru tak pernah sungkan mengumbar kemesraan diantara mereka. Raul terlihat mencium bibir KD di depan awak media. KD pun tertawa ngakak dan menikmati momen go public bersama Raul.

Rekaman ini seolah membantah pernyataan Raul yang mengaku kaku jika berada di depan kamera. Netizen pun kemudian menyentil kelakuan KD dan Raul di masa lalu yang berbanding terbalik dengan pernyataannya sekarang.

“jejak digital kerassss ???,” kata @vitriiap**anii.

“Ini anak nya KD Aurel dan Azriel pasti malu nya Ampe sekrang. ???,” celoteh @sabila**op42.

“Astagfirullahhallazim ?????? tapi masih saja merasa dirinya yang di dzolimin ea Allah semoga segera di beri hidayah ??????????,” kata @haniz**kifl.

“Kenanganku waktu masih kecil ya kejadian itu wkwkwkwkw,” komentar
@luciamar**ttas.

Unggahan Instagram @lambe.nyinyiiir.
Unggahan Instagram @lambe.nyinyiiir.

Sebelumnya, video lama Aurel dan Azriel yang dengan polosnya membongkar perselingkuhan KD dengan seorang pria diduga Raul Lemos juga kembali beredar di media sosial.

Dalam video yang direkam beberapa tahun lalu itu, kedua anak Krisdayanti, Aurel dan Azriel memergoki secara langsung perselingkuhan sang ibu.

BACA JUGA: Viral! Video Lama Aurel dan Azriel Ngaku Jadi Saksi Perselingkuhan Krisdayanti

Aurel Hermansyah dan Azriel Hermansyah mengetahui perselingkuhan sang ibu, ketika diajak plesiran ke Bali. Keduanya tak ragu membongkar sisi gelap sang ibu saat menjadi bintang tamu di acara Kasak Kusuk, pada Agustus 2009 lalu.

“Sering (lihat selingkuhan Krisdayanti)!” ungkap Aurel Hermansyah.

“Udah dikenalin, terus waktu itu diajak ke kamarnya. Mimi ajak ke kamarnya Om itu,” lanjutnya.

Aurel juga memergoki sang ibu mengajak Raul ke kamar KD.

“Mimi ajak Om itu ke kamar. Kejadiannya waktu di Bali,”

“(Waktu Om itu ke kamar) Kita lagi berenang,” cerita Aurel Hermansyah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini