MATA INDONESIA, JAKARTA – Para peneliti dari Friedman School of Nutrition Science and Policy di Tufts dan Montana State University menemukan bahwa perubahan iklim berpengaruh pada kualitas kopi termasuk rasa dan aromanya. Efeknya sudah terasa sehingga manusia diminta untuk mengantisipasinya agar kehidupannya menjadi jauh lebih baik.
Ekonom sekaligus Professor Bergstrom Foundation Sean Cash menyebut bahwa perubahan iklim menjadi penyebab gangguan terhadap sektor ekonomi dan politik.
“Dampak perubahan iklim pada tanaman telah menyebabkan gangguan ekonomi dan politik di banyak bagian dunia,” kata Sean Cash.
Apabila setiap individu memahami ilmu dari perubahan iklim, maka petani dan pemangku kepentingan lainnya bisa terbantu khususnya dalam mengelola produksi kopi dengan lebih baik di masa depan.
“Secangkir kopi di bawah standar memiliki implikasi ekonomi serta sensorik. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi berdampak besar pada minat pembeli, harga kopi, dan pada akhirnya mata pencaharian petani yang menanamnya,” kata Cash.
Sementara itu para peneliti melihat efek dari 10 faktor lingkungan umum dan kondisi manajemen yang terkait dengan perubahan iklim serta adaptasi iklim. Adapun tren yang paling konsisten yaitu pertanian di dataran yang lebih tinggi mampu menghasilkan kopi lebih baik.
Tidak hanya itu, mengutip dari Science Daily, sebuah sitensis menyatakan bahwa kualitas kopi rentan pada perubahan iklim karena tekanan air dan peningkatan suhu serta karbon dioksida. Namun, penelitian itu masih diperlukan dan akan terus dilanjutkan.
Maka, tim peneliti menjelaskan bahwa upaya yang saat ini bisa dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah dengan mengontrol paparan cahaya, pemilihan dan pemeliharaan tanaman kopi liar tahan iklim serta pengendalian hama.
