MINEWS, JAKARTA -Â Pernahkah kalian mendengar istilah hubungan ‘abusive’? Atau mungkin sedang mengalaminya? Umumnya, abusive dikenal sebagai suatu pola kekerasan dalam sebuah hubungan antar dua sejoli.
Perlakuan itu dapat berupa kekerasan fisik, mental, finansial, hingga seksual. Faktanya, banyak orang tak sadar bahwa ia dan pasangannya berada dalam hubungan abusive, namun masih memilih bertahan.
Kenapa banyak orang, terutama pihak perempuan yang betah bertahan dalam hubungan abusive, padahal merugikannya? Nah, ada beberapa faktor yang menjadi alasan untuk itu, di antaranya berikut ini:
1. Rasa Takut
Salah satu alasan paling umum seseorang bertahan di tengah hubungan abusive adalah perasaan takut. Ini muncul karena korban abusive berada di bawah ancaman pelaku jika ia meninggalkannya.
2. Ketergantungan
Biasanya, hubungan sulit berakhir jika salah satunya masih bergantung dengan pasangannya. Kadang, seseorang bertahan dalam hubungannya yang penuh kekerasan karena ketergantungan, seperti dalam urusan finansial.
3. Anak
Terkadang, korban abusive lebih sabar menghadapi hubungannya yang pahit, karena alasan telah memiliki anak. Biasanya, korban takut ia tak bisa lagi melindungi buah hatinya jika harus melepaskan sebuah hubungan dengan pasangannya.
4. Tekanan Agama dan Norma
Dalam doktrin agama, biasanya disebutkan bahwa perpisahan dalam sebuah hubungan adalah buruk. Hal ini diyakini oleh banyak korban abusive, meski tahu dirinya dirugikan. Korban biasanya tak ingin dianggap melanggar agama, terutama norma-norma di dalamnya.