Hujan Makin Deras, Yuk Kenali Pluviophobia dan Gejalanya!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA– Suara hujan rintik serta suhu dingin membuat sebagian orang merasa tenang dan nyaman. Namun, tak berlaku untuk mereka yang fobia hujan. Mereka yang takut hujan akan menjadi cemas dan merasa sangat tidak nyaman. Memang terdengar sangat aneh, tetapi hal ini benar-benar terjadi pada beberapa orang.

Ombrophobia atau dikenal dengan pluviophobia merupakan rasa takut akan hujan yang biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Pluviophobia berasal dari kata Yunani ‘Pluvio’ dan ‘Phobos’ yang memiliki arti hujan dan ketakutan.

Orang yang takut hujan disebut dengan pluviophobia, di mana mereka ketakutan akan gerimis dan hujan lebat. Biasanya, orang yang menderita pluviophobia saat terjadi hujan akan mengurung diri dalam suatu ruangan.

Penyebab pluviophobia belum diketahui hingga saat ini. Melansir dari exploring yourmind, “Psikolog Arturo Bados menjelaskan bahwa pluviophobia biasanya dipicu oleh pengalaman negatif terkait hujan lebat, seperti banjir, petir, dan peristiwa cuaca intens lainnya juga bisa menjadi rangsangan fobia.” Hal tersebut jika tak ditangani dengan benar akan memengaruhi sepanjang hidupnya.

Sekitar 40 persen anak-anak yang menderita pluviophobia dan 10 persen orang dewasa yang mengalami takut hujan. Untuk itu, anak-anak yang terkena pluviophobia akan menghilang seiring dengan bertambahnya usia. Pluviophobia juga sering terjadi pada orang yang menderita gangguan mental seperti skizofrenia atau gangguan psikologis lainnya.

Biasanya, gejala pluviophobia yang terjadi pada anak-anak yaitu, menjerit dan menangis terus-menerus, gemetaran yang tak terkendali, menolak keluar rumah saat hujan turun, terus melihat ke langit untuk memantau hujan, dan sering bertanya apakah akan terjadi banjir.

Sementara gejala yang dialami orang dewasa mengenai pluviophobia, antara lain detak jantung meningkat, kecemasan yang meningkat akan menimbulkan serangan panik, gemetaran, mati rasa, selalu memantau ramalan cuaca untuk prediksi hujan, sulit bernafas dan mulut kering.

Cara mengatasinya dapat pergi ke terapis untuk mendapatkan perawatan seperti konseling hipnoterapi dan terapi eksposure, lalu membantu mereka mengatasi kecemasannya, mendapatkan support dari orang-orang terdekat, mengekspos diri kamu secara bertahap sehingga dapat mengembangkan cara baru untuk mengatasi respon kecemasan.

Meskipun fobia takut hujan dapat disembuhkan  dan tidak begitu sulit untuk mengatasinya. Namun, itu semua belum tentu berhasil, sebab tergantung pada yang menderita dan seberapa parahnya orang tersebut mengalami Pluviophobia.

Reporter: Azizah Putri Octavina

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini