Gokil! Selama Dua Bulan Warga Disini Hidup Tanpa Matahari

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Matahari berputar mengelilingi bumi selama 24 jam penuh, namun semua bergantian ada siang dan malam. Namun, tahukan kalian bahwa ada sebuah kota di Alaska, Amerika Serikat yang tidak disinari matahari selama 65 hari atau sekitar dua bulan lamanya.

Melansir CNN Travel, mungkin ini adalah tempat yang cocok bagi para burung hantu. Juga waktu yang tepat untuk menghabiskan musim dingin di Alaska utara.

Daerah itu bernama Kota Utqiagvik, Alaska, sebelumnya dikenal dengan nama Barrow. Tak ada lagi matahari terbit dan terbenam selama 65 hari alias sekitar dua bulan. Kota berpenduduk sekitar 4.000 orang dan kini mulai periode 65 hari kegelapan.

Periode ini dikenal sebagai malam kutub, adalah istilah umum di tempat-tempat yang tidak mengalami matahari terbit selama lebih dari 24 jam, menurut ahli meteorologi CNN, Judson Jones.

“Ini terjadi setiap tahun. Jika kamu tinggal di atas Lingkaran Kutub Utara, akan ada hari ketika matahari terbenam terakhir kali untuk sisa musim dingin,” katanya.

Sepertiga bagian utara Alaska terletak di kawasan atas Lingkaran Arktik. Merupakan lingkaran lintang yang melingkari daerah kutub Arktik yang bersuhu dingin. Kota Utqiagvik bukan satu-satunya kota di Alaska yang mengalami fenomena ini. Namun kota ini adalah lokasi pertama daftar kawasan malam kutub dan mengukur seberapa jauh kawasan Arktik itu.

Selama sekitar satu sampai dua bulan, penduduk Kaktovik, Point Hope dan Anaktuvuk Pass juga merasakan siang hari tanpa matahari. Matahari terbenam terakhir mereka akan terjadi antara akhir November dan awal Desember.

Matahari akan terakhir bersinar pada pukul 01.43 waktu setempat pada 18 November 2018 lalu. Kota Utqiagvik mengalami hari tanpa matahari sampai 23 Januari 2019 nanti.

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini