Buat Apa Gemuk Kalau Bakal Bikin Tubuh Menderita?

Baca Juga

Mata Indonesia, Jakarta – Jika kita gemuk di tahun 70-an, awam akan menilai kita sehat. Tapi kini orang – seawam apapun dia — tak lagi mengidentikan gemuk sebagai indicator sehat. Bahkan berbagai pihak tegas-tegas mengkategorikan gemuk sebagai hal  serius bagi kesehatan tubuh.

Obesitas atau kegemukan, dinilai sebagai kondisi kelebihan lemak tubuh. Penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama ini yang mengakibatkan obesitas.

Pola makan yang sembrono,  seperti tingginya konsumsi makanan padat energi, cepat saji dengan kandungan karbohidrat, gula, dan  lemak yang melebihi kebutuhan tubuh, diyakini bakal meningkatkan risiko kegemukan. 

Lalu apa yang mengerikan jika seseorang terlanjur bablas mengalami obesitas? Yang merisaukan bukan hanya hal yang berkait dengan penampilan – pengidapnya jadi kurang perform. Tapi Obesitas juga membuat hidup serba salah. Gampang bikin pengidapnya mudah lelah, lamban gerakannya, juga bisa merepotkan  pernapasan.  

Ini yang lahiriah. Di luar itu, obesitas juga mengundang berkembangnya sejumlah penyakit dalam tubuh. Apa saja penyakit yang sering menyerang kaum obesitas? Tanpa disadari obesitas ternyata dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit.

Memang obesitas bukanlah penyebab tunggalnya, tapi kontribusinya lumayan besar terhadap beberapa penyakit. Di antaranya, Penyakit Jantung dan stroke. Pengidap obesitas ditengarai bisa  meningkatkan resiko penyakit jantung koroner  empat kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang memiliki berat badan normal.

Orang dengan berat badan berlebih dapat memicu kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, di sisi lain menurunkan kadar kolesterol baik. Hal inilah yang menjadi faktor risiko penyakit jantung. 

Sementara, risiko stroke meningkat terjadi saat lemak berlebih membuat peradangan jaringan tubuh sehingga meningkatkan penyumbatan darah.  

Pengidap Obesitas termasuk paling mudah terkena diabetes. Karena obesitas dapat mempengaruhi cara tubuh menggunakan insulin dalam mengontrol kadar gula darah.

Ketika seseorang memiliki berat badan berlebih, maka akan meningkatkan kadar asam lemak dan peradangan. Hal ini akan menyebabkan resistensi insulin, yang pada gilirannya dapat menyebabkan diabetes tipe 2. 

Obesitas cenderung mengalami Obstructive sleep apnea atau gangguan pernapasan. Timbunan lemak bisa mempersempit jalan napas. Ciri-ciri sleep apnea, di antaranya tidur mendengkur, kantuk berlebihan di siang hari, insomnia, hingga  terengah-engah saat tidur malam.  

Resiko lainnya,  Pengidap obesitas cenderung lebih mudah mengalami Osteoarthritis. Selain karena berkait dengan urusan beban yang harus ditanggung oleh sendi-sendi penopang tubuh, Osteoarthritis adalah jenis arthritis atau peradangan di sendi yang membuatnya menjadi nyeri dan kaku. Penyakit ini sering menyerang tangan, lutut, pinggul, tulang punggung, maupun sendi-sendi yang lain. 

Nah, satu lagi riwayat penyakit  yang dekat dengan obesitas adalah Tekanan darah tinggi. Itu lantaran pengidap obesitas,  resistensi pembuluh darah sistemik  meningkat sehingga memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi. Resiko hipertensi akan semakin tinggi seiring dengan semakin banyaknya kenaikan berat badan seseorang. Hal ini berkaitan dengan indeks massa tubuh dan lemak tubuh. 

Maka jika obesitas bakal membuat tubuh  dirundung malang, buat apa kita gemuk??

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini