MATA INDONESIA – Anjing bernyanyi, binatang yang dianggap sakral yang berada di dataran tinggi Papua ini sempat dinyatakan punah puluhan tahun lalu. Namun, dikabarkan muncul lagi di tambang Freeport dengan ketinggian 4000 mdpl.
Dalam video yang diunggah oleh Anang, terlihat anjing bernyanyi sedang berkeliaran di tambang Grassberg.
Anang menuturkan saat ia sedang dalam perjalanan pulang bekerja dari tambang Grassberg, tampak beberapa ekor anjing tersebut berkeliaran sehingga dengan sigap dia merekam momen tersebut.
Biasanya dia hanya mendengar lolongan atau nyanyiannya saja, tetapi kali ini hewan tersebut muncul dengan kawanannya di hadapan dia.
Awalnya Anang merasa ragu tetapi tetap dengan perasaan gembiranya, saat ingin mendekati anjing bernyanyi itu karena bagaimanapun juga masih berstatus hewan liar.
Tetapi ia merasa anjing ini tidak galak dan tidak akan menyerang, jadi memutuskan untuk mendekatinya dan ternyata benar, anjing itu tidak menyerangnya. Tetap tenang mengelilingi tambang Grassberg ini.
Habibat dari anjing bernyanyi ini adalah Pegunungan Cartenz di Papua. Anjing bernyanyi ini dipercaya sakral oleh salah satu suku di Papua yaitu Suku Moni.
Kepala Suku Moni, Maximus Tipagau, dilansir dalam msn.com mengungkapkan bahwa anjing tersebut dipercaya dapat mengontrol cuaca dan memiliki kekuatan mistis.
Mereka juga percaya jika anjing tersebut dapat berubah menjadi manusia kanibal. Ya, kanibal, memakan daging segar dengan ganas. Maximus menuturkan di siang hari menjadi anjing dan malam hari berubah menjadi manusia.
Anjing itu juga dipercaya bisa memakan manusia, tetapi tidak langsung. Binatang tersebut dipercaya mengirimkan cuaca ekstrem seperti angin atau es hingga manusia tewas atau tertidur, barulah mereka memakannya.
Hanya dengan Suku Moni anjing itu berbagi kasih sayang dan tidak menyerang. Mereka akan memberi makan dan berkumpul kemudian bernyanyi bersama.
Anjing yang juga sering disebut dingo itu sesungguhnya merupakan jati diri Papua. Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Papua, Christian Sohilait, mengungkapkan hewan tersebut menjadi bagian dari cerita rakyat yang patut didokumentasikan dengan baik.
Anjing bernyanyi itu hanya berdiam di Kawasan Puncak Cartenz seperti Gunung Somatua, Pitugapa, Balebale Kelapa, Yiginagau, Kabanagau, dan lainnya. (Budiyani Rahmawati)
Habitat anjing ini hidup di ketinggian 3000mdpl, jd bulunya tebal.
Thn 2016 Freeport indonesia & Uncen meneliti dgn mengambil sampel DNA nya, ternyata msh kerabat anjing Dinggo australi.
Seneng bgt didatengin mereka, si jantan betina + puppies! Mereka ga takut manusia… pic.twitter.com/Jt0xZJKLf9
— Anang Dianto (@anangdianto) July 24, 2020