Begini Cara Enam Negara Dunia Peringati Waisak

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di dunia, kata “Waisak” lebih banyak dikenal dengan “Vesak” yang merupakan kata dari Bahasa Pali “Vesakha.”

Bahasa Pali saat ini biasa jadi bahasa yang dituturkan masyarakat India, Pakistan, Bangladesh, Buthan, Mongolia, Myanmar, Nepal, Srilanka, Afghanistan dan Maladewa.

Sementara kata Vesakha adalah nama bulan dalam kalender Buddhis yang biasanya bertepatan pada bulan Mei di kalender Masehi.

Secara umum, Hari Raya Waisak diperingati pada bulan Mei, saat purnama sidhi atau terang bulan penuh.

Namun, ada kalanya hari umat Buddha itu bertepatan dengan bulan April maupun Juni.

Sementara hal yang diperingati adalah tiga peristiwa penting bagi umat Buddhis.

Ketiganya menurut Dhammacitta.org, adalah lahirnya Pangeran Siddharta pada tahun 623 SM; kemudian, pencapaian penerangan agung Pangeran Siddharta Buddha di tahun 588 SM dan peristiwa wafatnya/ parinibana Buddha Gautama di tahun 543 SM.bikkhu

Ketiganya kemudian lebih dikenal dengan sebutan Tri Suci Waisak.

Namun, umat Buddha di dunia memiliki kekhasan masing-masing dalam memperingatinya seperti di enam negara berikut;

  1. Tibet
    Orang Tibet menyebut Waisak dengan Saga Dawa. Dalam bahasa Tibet, “Saga” adalah nama bintang yang paling terlihat selama bulan lunar keempat dari kalender Tibet dan “Dawa” berarti bulan.

Masyarakat biasanya mengadakan Festival Saga Dawa selama satu bulan yang dimulai pada bulan baru di bulan keempat dan berakhir saat purnama bulan berikutnya.

Jika dikonversi ke kalender masehi, perayaan itu akan terjadi antara Mei-Juni.

  1. India
    Waisak disebut orang India dengan Visakah Puja atau Buddha Purnima diwarnai dengan kunjungan ke kuil untuk mendengarkan para biksu ceramah dan melafalkan ayat-ayat kuno.

Umat ​​Buddha yang taat dapat menghabiskan sepanjang hari di satu atau lebih kuil.

Mereka memberi perhatian khusus pada ajaran Buddha selama Waisak dengan mengenakan jubah putih dan hanya makan makanan vegetarian.

Banyak juga orang memberikan uang, makanan atau barang kepada organisasi yang membantu orang miskin, orang tua dan mereka yang sakit.

Hewan yang dikurung dibeli dan dibebaskan untuk menunjukkan kepedulian terhadap semua makhluk hidup, seperti yang diberitakan Buddha.

  1. Sri Lanka.
    Masyarakat setempat menyebut Waisak dengan Vesak atau Wesak.
  2. Thailand
    Perayaan Waisak di Negeri Gajah Putih itu disebut Visakha Bucha. Di pagi hari saat Waisak, orang Thailand akan mencari pahala dengan pergi ke kuil dan mempersembahkan makanan kepada para biksu.

Malam harinya, mereka akan mengikuti prosesi di mana setiap orang membawa bunga, tiga batang dupa yang menyala, dan lilin yang menyala.

Mereka mengelilingi kapel utama tiga kali, mendengarkan ajaran Dhamma, dan menjaga lima atau delapan sila.

  1. Jepang
    Orang Jepang menyebutnya Hanamatsuri yang berarti Festival Bunga yang berasal dari kata “Hana” Bunga dan “matsuri” Festival.

Perayaan ulang tahun Sang Buddha, disebut Hanamatsuri orang Jepang yakin junjungannya itu lahir di tengah taman yang dipenuhi berbagai macam bunga indah. Buddha Sakyamuni dipercaya oleh orang Jepang lahir di Taman Lumbini.

  1. Kamboja
    Di Kamboja, ulang tahun Buddha disebut Visak Bochea. Mengikuti ajaran Buddha Theravada, bendera Buddha akan dikibarkan di atas kuil dan diarak di jalan-jalan oleh para biksu.

Para biksu juga berparade membawa bunga teratai, lilin, dan dupa. Sementara, masyarakat yang ada di sana biasanya memberikan persembahan kepada para biksu.

Di negeri Angkor Wat itu, Visak Bochea merupakan hari libur nasional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini