Teori konspirasi 11 September yang Masih Menyebar Selama 20 Tahun

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Saat terjadi serangan 11 September 2001 muncul sejumlah teori konspirasi yang menggambarkan dibalik kejadian tersebut. Hal ini cukup beralasan. Banyak hal-hal janggal dalam peristiwa tersebut sehingga beberapa orang melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa kejadian itu tak sesederhana yang dibayangkan.

Yang menarik, teori konspirasi pertama kali muncul di internet beberapa jam setelah kejadian pada 11 September 2001. Dan dengan populernya sosial media, teori-teori konspirasi kemudian berkembang dan menyebar dengan semakin liar.

Meski laporan-laporan panjang oleh Komisi 9/11, berbagai badan pemerintah Amerika dan kelompok ahli telah membantah adanya konspirasi tersembunyi.

Namun kelompok aktivis di AS dan negara-negara lain, salah satunya gerakan 9/11 Truth, memperlihatkan fakta-fakta yang selama ini diabaikan. Tak hanya itu, beberapa politisi, selebritas, dan tokoh media juga secara publik menyanggah keterangan resmi AS. Salah satunya, mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.

Pemerintahan Dunia

Munculnya gerakan teori konspirasi seperti QAnon, memiliki para pengikut yang meyakini adanya Pemerintahan Tersembunyi atau “deep state” di AS. Mereka inilah yang dianggap bertanggung jawab atas Serangan 11 September.

Sebelumnya, teori ini beredar di antara kelompok QAnon. Namun kemudian menyebar ke pengguna internet yang lebih luas. Potongan-potongan video dari sebuah film seri berjudul Loose Change memperkuat narasi-narasi yang beredar.

Beberapa mengatakan pemerintah AS menyutradarai serangan ini, atau sudah tahu para pelaku sebelumnya dan memperbolehkan mereka melakukan serangan.

Dan klaim ini bergabung dengan gerakan online yang terbilang baru, yang percaya bahwa ada elite global yang berencana untuk membatasi kebebasan sipil dan merencanakan pemerintahan dunia yang otoriter.

Klaim yang banyak disebarkan secara online adalah “bahan bakar jet tidak bisa melelehkan balok baja”, yang menyiratkan bahwa World Trade Center hancur oleh bahan peledak.

Laporan resmi mengatakan penyelidikan intensif oleh National Institute of Standards and Technology menyimpulkan pesawat itu menghancurkan dan merusak tiang penyangga dan merusak lapisan anti kebakaran.

Sekitar 38.000 liter bahan bakar pesawat tumpah di banyak lantai yang kemudian menyebabkan api menjalar. Temperatur sampai 1.000 derajat celcius menyebabkan lantai melengkung dan tiang penyangga menekuk sehingga menyebabkan suara “ledakan”.

Lantai yang sangat berat jatuh menciptakan beban berlebihan dari yang seharusnya disangga oleh tiang gedung. Puing-puing terlempar keluar jendela ketika lantai atas rubuh.

Kebakaran tak terkendali

Runtuhnya 7 World Trade Center, gedung pencakar langit dengan 47 lantai yang terletak di dekat Menara Kembar, telah menarik banyak teori konspirasi. Beberapa bahkan menjadi trending di berbagai platform media sosial di peringatan 9/11 tahun lalu.

Gedung yang merupakan kantor bagi CIA, Departemen Pertahanan, dan Kantor Manajemen Darurat – runtuh beberapa jam setelah Menara Kembar tanpa ditabrak pesawat ataupun ditargetkan secara khusus.

Para Pembajak Tragedi 11 September 2001
Para Pembajak Tragedi 11 September 2001

Namun pada 2008, sebuah investigasi sepanjang tiga tahun oleh National Institute of Standards and Technology menyimpulkan gedung tersebut roboh karena kebakaran yang intens dan tak terkontrol – yang berlangsung selama tujuh jam. Puing-puing yang terjatuh dari Menara Utara di dekatnya.

Saluran air untuk sistem penyemprot otomatis rusak. Tidak ada bukti penemuan bahan peledak.

Gedung 7 World Trade Center adalah menara pertama dari jenis ini yang runtuh karena kebakaran. Namun pada 2017, Menara Plasco di ibu kota Iran, Teheran, menjadi gedung kedua yang runtuh karena penyebab sama.

Viral

Fakta bahwa runtuhnya 7 World Trade Center terjadi saat laporan langsung Koresponden BBC Jane Stanley – gedung itu tampak tepat di belakangnya. Laporan ini menjadi dasar penggemar teori konspirasi sebagai bukti bahwa organisasi media besar terlibat dalam plot ini.

Kantor berita Reuters juga sebelumnya salah melaporkan runtuhnya menara itu sebelum gedung itu rubuh. CNN kemudian mengutipnya untuk laporan langsung.

Reuters tak lama mengeluarkan pernyataan koreksi – namun hingga kini potongan video dari laporan tersebut selalu viral beberapa hari menjelang peringatan Serangan 11 September.

Jet pribadi

Beberapa teori konspirasi menyebut rudal AS ditembakkan ke Pentagon, sebagai bagian dari plot oleh pemerintah. Lubang yang terdapat di gedung itu terlalu kecil untuk ukuran pesawat penumpang.

Namun, anggota American Society of Civil Engineers mengatakan kepada majalah Popular Mechanics bahwa ukuran dan bentuk lubang di Pentagon itu disebabkan salah satu sayap Boeing 757 yang menghujam tanah, dan sayap yang lain rusak parah karena tabrakan dengan gedung.

Teori konspirasi lain terkait Pentagon mengatakan pesawat komersial Boeing 757 tidak menabrak gedung. Sebuah rudal berasal dari pesawat kecil atau pesawat tak berawak yang meluncur ke gedung.

Namun sejak bukti-bukti memperlihatkan bahwa pesawat American Airlines Flight 77 menabrak Pentagon, para pembuat teori konspirasi beralih pada pertanyaan soal sulitnya manuver pesawat. Menurut teori ini al-Qaeda tidak mengendalikan pesawat itu namun justru oleh Pentagon sendiri.

Laporan resmi mengatakan penemuan puing pesawat termasuk kotak hitam dari tempat kejadian. FBI kemudian memeriksanya. Meskipun video awal tidak menunjukkan puing pesawat namun terdapat rekaman video dan foto yang menunjukkan bangkai pesawat dan bukti-bukti jalur pesawat seperti lampu jalanan yang rusak.

Penemuan jenazah awak pesawat dan penumpang dan DNA nya dapat teridentifikasi. Sejumlah saksi mata juga melihat pesawat menyerang Pentagon.

Pesawat United Airlines 93

Sementara itu, United Airlines Flight 93 jatuh di dekat Shanksville, Pennsylvania, setelah para penumpang mencoba merebut kembali kendali pesawat dari para pembajak.

Laporan resmi mengatakan adanya foto yang jelas menunjukkan puing pesawat dan rekaman suara kokpit pesawat yang menunjukkan seorang penumpang berontak dan para pembajak sengaja menjatuhkan pesawat.

Para pembuat teori online juga mengklaim ada penembakan pesawat oleh jet pribadi berwarna putih yang terbang ke bandara terdekat.

Namun yang sebenarnya terjadi, petugas penerbangan mengaku meminta jet tersebut memeriksa area tersebut dan melaporkan adanya lubang besar di tanah dengan asap yang mengepul dari dalam.

Wakil Presiden Dick Cheney, dalam otobiografinya yang terbit setelah serangan terhadap Menara Kembar, mengaku telah memerintahkan penembakan kepada pesawat United Airlines Flight 93.

Namun dalam kekacauan dan kebingungan setelah serangan, perintah ini tidak sampai kepada para pilot pesawat tempur. Hal ini masuk dalam laporan Komisi 9/11.

Elite Yahudi

Teori salah lainnya mengatakan bahwa tidak ada orang Yahudi yang terbunuh dalam serangan itu karena 4.000 karyawan Yahudi yang bekerja di World Trade Center menerima peringatan melalui surel agar tidak bekerja besok hari.

Para pecinta konspirasi menyimpulkan pemerintah Israel lah yang melancarkan serangan, untuk mendorong AS menyerang musuh regionalnya.

Maka tanggung jawab terletak pada elite Yahudi kuat yang mengendalikan berbagai peristiwa dunia dari bayang-bayang.

Namun nyatanya, dari 2.071 korban 9/11 yang bekerja di WTC, sebanyak 119 terkonfirmasi orang Yahudi. Kemudian bertambah lagi 72 orang lainnya.

Ini berarti, orang-orang Yahudi merupakan 9,2 persen korban. Menurut riset dokumenter BBC Conspiracy Files. Angka ini sesuai dengan 9,7 persen populasi komuter di New York pada hari itu.

Reporter: Firda Padila 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini