Tembang Jawa Identik dengan Kesan Horror

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Tembang Jawa dikenal dengan irama dan melodinya yang lembut dan tenang. Diiringi dengan alunan gamelan dan suara merdu sinden membuat pendengarnya hanyut dalam lantunan tembang tersebut.

Tetapi siapa sangka ternyata ada salah satu tembang Jawa merupakan lagu untuk pemanggil arwah. Ya, lagu itu berjudul Lingsir Wengi.

Sejak munculnya film horror bertema kuntilanak, banyak sekali backsound film bertema tersebut menggunakan tembang Jawa ini. Pemikiran orang-orang tentang lagu ini dinilai seram dan dapat memanggil arwah untuk datang.

Tetapi ternyata makna sebenarnya dari lagu lingsir wengi bukan itu, justru lagu yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga ini untuk mencegah bala, penenang tidur dan bahkan untuk berdoa. Lalu darimana sisi gelap dan seramnya ya?

Dilansir dari akun Youtube Ewing HD ada tiga jenis lagu lingsir wengi. Pertama adalah cipataan Sunan Kalijaga berjudul Rumekso Ing Wengi, berisi tentang dakwah, pujian-pujian dan keagamaan islam.

Kedua adalah lingsir wengi yang diciptakan oleh Sukap Jiman dan dipopulerkan oleh Nurhana berisi tentang kegalauan seseorang terhadap kekasihnya. Ketiga lagu lingsir wengi yang populer karena film kuntilanak, dalam lagu ini menyatakan bahwa si penyanyi menggunakan perantara makhluk halus untuk ‘mencabut nyawa’.

Jadi dari ketiga jenis tembang tersebut bisa dilihat bahwa tujuan dan arah lagunya berbeda-beda. Tidak bisa dicampur-campurkan karena memiliki makna arti yang berbeda pula.

Reporter: Budiyani Rahmawati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini