MATA INDONESIA, JAKARTA – Besok hari Senin? Anda punya sindrom I Dont Like Monday atau tidak suka dengan Hari Senin? Berarti Anda adalah Kucing Garfield.
Malas, kerjaannya hanya makan dan tidur itulah gambaran kartun kucing buatan Jim Davis. Dan ia terinspirasi dari kakeknya sendiri.
Penggambaran Garfield sebagai seekor kucing gemuk serta kerap berdiri dengan dua kaki. Selain menyukai lasagna dan kerap membuat onar, ia juga gemar minum kopi. Garfield membenci hari Senin, kismis, bayam dan diet.
Kucing yang memiliki loreng hitam di atas badannya ini juga sering membodohi Odie, anjing Beagle kuning yang tak secerdik Garfield dalam bertindak. Garfield pun terkenal sarkastik ketika menggoda Jon sang pemilik ketika mengalami kesialan dalam menjalin hubungan cinta karena ia cenderung aneh dan ceroboh. Garfield terkenal karena beberapa karakteristik uniknya. Dia malas, dan manja, selalu menginginkan kebutuhan dan keinginannya segera terpenuhi.
Jim Davis selaku kreator dari kucing Garfield pernah mengungkapkan bahwa ketika menggambar kucing Garfield, dia tidak menentukan jenis kucing tertentu untuk karakter kucingnya ini. Bahkan nama Garfield diambilnya dari nama sang kakek Garfielf Davis. Menurutnya, kucing Garfield adalah gabungan dari semua jenis kucing yang dia ingat semasa kecilnya. Ada banyak pendapat mengenai jenis kucing apakah Garfield ini. Namun, jika dilihat dari penampilan fisik kucing Garfield, ada satu jenis kucing yang memiliki kemiripan dengannya, yaitu kucing dengan jenis Persia dan Exotic Shorthair.
Dengan ketenarannya dan banyaknya pembaca komik tersebut, pada 2006, komik strip itu terlisensi pada 2.570 surat kabar dan majalah. Serta meraih Guinness World Record sebagai komik strip yang paling luas penyebarannya di dunia.
Komik strip yang terbit pada 19 juni 1978 ini mulai tayang dalam serial animasi di televisi pada 1983. Judulnya Garfield on the Town. Selain itu, komik Garfield ada di beberapa tayangan berikutnya dan mampu meraih Emmy Award. Sedangkan untuk serial Garfield and Friends mulai tayang pada 1988.
Reporter: Fadila Aliah Hakim
