Situng KPU 1 Mei: Jokowi-Ma’ruf 56 Persen, Prabowo-Sandiaga 44 Persen

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Posisi suara Jokowi-Ma’ruf Amin semakin tak terkejar Prabowo-Sandiaga dalam hitung suara real count Komisi Pemilihan Umum (KPU). Berdasarkan data yang masuk di Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU yang sudah mencapai 58 persen, Jokowi-Ma’ruf Amin memperoleh 50.286.550 suara atau 56 persen atas pasangan nomor urut 02 tersebut.

Mengutip situs pemilu2019.kpu.go.id, Rabu 1 Mei 2019, pukul 07.54 WIB, data yang sudah masuk berasal dari 477.359 TPS (58,69048 persen), dengan total ada 813.350 TPS pada Pemilu 2019.

Di situs ini, KPU menjelaskan data yang ditampilkan pada menu Hitung Suara merupakan data berdasarkan angka yang tercantum dalam salinan formulir C1 sebagai hasil penghitungan suara di TPS. Jika terdapat perbedaan antara angka yang tertulis dan angka yang tercantum dalam salinan formulir C1, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

KPU juga menyatakan data yang ditampilkan bukan merupakan hasil final karena hasil akhir penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 akan ditetapkan secara manual melalui rapat rekapitulasi secara berjenjang di setiap tingkatan. Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan dalam pengisian C1, dapat diusulkan perbaikan pada rapat rekapitulasi di tingkat kecamatan.

Rekapitulasi akhir KPU secara nasional rencananya akan keluar pada Rabu 22 Mei 2019. KPU tetap akan menggunakan penghitungan manual berjenjang untuk memutuskan penetapan hasil Pemilu 2019.

Berikut ini real count KPU berdasarkan data yang telah masuk:

  1. Jokowi-Ma’ruf 50.286.550 suara (56,00 persen)
  2. Prabowo-Sandiaga 39.516.826 suara (44,00 persen)
Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini