Sederet Mitos Makanan Khas Imlek

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berbicara mengenai perayaan Tahun Baru Imlek, satu hal yang tidak boleh terlewat selain tradisi-tradisinya yang unik,  tentu makanan khasnya.

Makanan khas Imlek biasanya melambangkan harapan dan doa. Hal ini supaya di tahun yang baru seluruh anggota keluarga mendapat keberuntungan.

Namun, ternyata ada beberapa mitos mengenai makana khas Imlek yang berkembang di masyarakat Tionghoa. Dan masih menjadi kepercayaan sampai sekarang.

Berikut beberapa makanan yang tabu dalam perayaan Imlek.

  • Pantang Menyajikan Bubur. Masyarakat keturunan Tionghoa memiliki pantangan saat menyajikan dan memakan bubur ketika perayaan Imlek. Hal ini karena bubur saat Imlek memiliki simbol kemiskinan dan kesusahan.
  • Harus Menyajikan Ikan Secara Utuh. Saat Imlek, hidangan ikan harus utuh. Namun, ikan utuhnya bukan ikan sembarangan. Masyarakat Tionghoa percaya hidangan utuh akan membawa keuntungan sepanjang tahun. Jenis hidangan ikan yang populer adalah ikan kukus yang masaknya dengan berbagai bumbu pelengkap seperti daun bawang dan cabai. Jenis ikannya adalah ikan bandeng, ikan lele, dan ikan mas. Ketiga jenis ikan tersebut memiliki arti yang bagus dalam bahasa Tiongkok.
  • Sajian Ikan Utuh Tidak Boleh Habis Sekaligus. Penyajian ikan juga memiliki aturan lainnya. Biasanya, hidangan ikan saat malam sebelum perayaan Imlek tidak boleh habis. Masyarakat Tionghoa percaya menyantap ikan ketika menjelang tahun baru akan membawa keberuntungan. Hal itu juga berlaku jika memakan sisa ikan di awal tahun baru keesokan harinya.
  • Pantang Membalik Sajian Ikan. Jika saat menyantap ikan salah satu sisi dagingnya sudah habis, tidak boleh membaliknya. Sebab, masyarakat Tionghoa percaya membalik ikan merupakan tanda rezeki yang tumpah. Cara menyiasati makan ikan tersebut adalah dengan mengangkat duri ikan untuk mengambil daging ikan yang ada di sisi sebelah satunya.
  • Larangan Menyajikan Lobster. Saat perayaan Imlek, lobster menjadi makanan yang tidak boleh tersaji. Padahal, lobster merupakan makanan yang harganya terbilang mahal dan termasuk makanan mewah. Namun, masyarakat Tionghoa percaya bahwa menyantap lobster saat Imlek bisa memberikan kemunduran pada usaha atau bisnis. Hal itu karena cara berenang lobster yang mengarah ke belakang.
  • Pantang Menyajikan Makanan Berwarna Putih. Karena warna putih identik dengan warna kematian, masyarakat Tionghoa tidak boleh mengolah atau menghidangkan makanan berwarna putih saat perayaan Imlek. Misalnya, keju putih, tahu, dan lain sebagainya.

Nah, selain makanan-makanan yang dianggap tabu, ada pula makanan-makanan khas Imlek yang membawa keberuntungan. Apa saja?

Kue Keranjang

Nian Gao atau sebutan kue keranjang di Indonesia menjadi makanan khas Imlek yang wajib. Kue yang mirip dengan dodol ini menjadi kepercayaan masyarakat Tionghoa yang artinya kekeluargaan. Hal ini dapat dilihat dari bentuk kue keranjang yang seperti lingkaran. Bentuk itu menandakan kekeluargaan yang erat dan tidak mudah dipisahkan. Selain itu, kue keranjang juga memiliki makna kesuksesan dan bertambahnya rezeki.

Yee Sang

Yee Sang adalah salah satu makanan wajib dalam tradisi Imlek yang memiliki warna-warna cantik. Makanan ini bisa juga disebut sebagai salad karena bahan-bahannya yang terbuat dari sayuran dan ikan. Terdapat 8 hingga 17 jenis bahan yang digunakan. Jumlah angka pada bahan makanan Yee Sang itu dianggap sebagai lambang keberuntungan dalam budaya Tiongkok.

Siu Mie (Mie Panjang Umur)

Siu Mie merupakan sajian tradisi Imlek berupa mie goreng. Makanan ini wajib dalam perayaan Imlek karena memiliki makna yang positif.

Penyajian Siu Mie dalam ukuran yang lebih panjang dari mie goreng pada umumnya. Ukurannya yang panjang tersebut memiliki makna umur yang panjang. Oleh sebab itu, Siu Mie terkenal dengan sebutan Mie Umur Panjang.

Selain pada ukuran mienya, bahan-bahan membuat Siu Mie juga memiliki makna keberuntungan dan rezeki melimpah.

Jadi, bagi siapapun yang menyantap Siu Mie saat Imlek niscaya mendapatkan kehidupan abadi dan rezeki melimpah.

Jeruk Mandarin

Perayaan Imlek tidak lengkap tanpa kehadiran jeruk mandarin. Makanan khas Imlek ini wajib karena melambangkan rezeki yang berlimpah ruah. Biasanya, jeruk ini tersaji secara utuh dengan tangkai dan daunnya. Sebab, jeruk utuh dalam perayaan Imlek melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan.

Lapis Legit

Lapis legit menjadi salah satu makanan khas Imlek. Saat perayaan Imlek, kue lapis legit punya makna khusus yaitu agar di tahun baru bisa memberikan rezeki yang berlipat-lipat. Dan membawa keberuntungan.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini