Sadis, Cara Laba-laba Betina Memangsa Pasangannya

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Sadis. Itulah kelakuan laba-laba betina. Setelah mereka berhubungan seks dengan pasangannya, laba-laba ini malah memakan pasangannya. Namun sebuah penelitian menyebut perilaku yang disebut kanibalisme seksual ini dapat bermanfaat untuk kesehatan anak-anaknya.

Laba-laba jantan yang berhasil selamat dari perkawinan ini hanya sekitar 30 persen. Namun, dengan membiarkan dirinya menjadi makanan betinanya, si jantan memperpanjang hubungan seksual mereka dan memperbesar kemungkinan membuahi pasangannya.

”Ada dua hipotesis untuk menjelaskan evolusi kanibalisme seksual. Pertama adalah untuk memperoleh kesempatan membuahi dan memperpanjang durasi pembuahan. Kedua, perilaku ini merupakan investasi laba-laba jantan untuk anak-anaknya, dan demi hal tersebut dia memberikan nutrisi untuk pasangannya,” ujar Klaas Welke, peneliti dari University of Hamburg.

Nah, nasib yang sama dialami Laba-laba kebun (Argiope bruennichi). Di awal perkawinannya, si betina akan meraih dan membungkus jantannya, agar dapat memakannya sedikit demi sedikit ketika berhubungan seks.

Jenis betina ini malas membuat sarang. Jika jenis laba-laba yang lain membuat sarangnya sendiri, jenis Laba-laba Kebun terutama yang betina ini memilih merebut serat yang ada dalam tubuh pasangannya bersama jaring-jaring buatan si jantan.

Metode berburu mangsa yang jahat ini adalah strategi berburu yang paling hebat di dunia satwa. Laba-laba pembajak (Mimetidae) ialah anggota dari kelompok laba-laba yang meliputi semua jenis “pembuat sarang” – jenis yang membuat sarang berbentuk lingkaran – tetapi mereka tidak membuat jaring.

Sebenarnya, mereka kehilangan kemampuan itu. Mereka masih bisa membuat benang sutra untuk membangun kantung telur dan membungkus mangsa. Namun anatomi mereka tidak memungkinkan untuk memintal jaring. Jumlah “spigot” pada spineret mereka jauh lebih kecil.

Sebagai gantinya, mereka menjajah jaring laba-laba lain, dalam upaya memancing lalu membunuh si pejantan. Mereka memetik senar jaring dengan lembut, menarik sang tuan rumah untuk mendekat. Ketika laba-laba pemilik sarang telah cukup dekat, si pembajak mulai beraksi.

Pertama-tama, ia mengurung mangsanya di antara dua kaki depan yang besar. Kaki-kaki dengan duri besar, sebutannya ‘macrosetae’. Fungsinya untuk memerangkap mangsa. Mirip penjara. Kemudian, jurus pamungkasnya: si pembajak menggigit mangsa dan menggunakan taringnya untuk menyuntikkan racun yang melumpuhkan si mangsa seketika. Setelah itu mereka bermain seks.

Ini teknik berburu yang sangat efektif.

Reporter : Ananda Nuraini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sambut Hari HAM Ius Humanum Gelar Talk Show soal “Perlindungan Terhadap Pekerja Non Konvensional : Pekerja Rumah Tangga”

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dalam rangka menyambut peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember 2024, kali ini Ius Humanum menyelenggarakan Talkshow dan Diskusi Film dengan Tema, "Perlindungan terhadap Pekerja Non-Konvensional : Pekerja Rumah Tangga" yang bertempat di Pusat Pastoral Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta (PPM DIY).
- Advertisement -

Baca berita yang ini