MINEWS.ID, JAKARTA – Lembaga survei asal Australia, Roy Morgan, mengeluarkan hasil survei terbarunya soal persaingan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Hasilnya Jokowi tetap akan memenangkan pemilihan April mendatang meski elektabilitasnya turun 1 persen.
Survei yang diselenggarakan pada February 2019 tersebut menunjukkan 1.101 pemilih Indonesia yang menjadi respondennya sebagian besar tetap memilih Jokowi. Angkanya 57 persen.
Angka itu sedikit lebih rendah dari survei Roy Morgan Januari 2019 yang menemukan 58 persen responden memilih Jokowi.
Sementara, responden yang memilih Prabowo saat itu baru 42 persen dari responden. Sedangkan hasil survei Februari menjadi 43 persen.
“Survei Roy Morgan hari ini, menunjukkan kecenderungan Jokowi akan kembali memenangkan pemilihan presiden melawan Prabowo Subianto,” ujar Chief Executive Officer Roy Morgan, Michele Levine.
Mirip dengan survei Januari 2019, Prabowo Subianto hanya menguasai Jakarta dan Jawa Barat plus Banten. Sementara Jokowi di sebagian besar wilayah Indonesia.
Keunggulan Jokowi masih bertumpu pada suara emak-emak. Menurut Roy Morgan angkanya 58 persen berbanding 42 persen yang memilih Prabowo.
Tetapi pemilih lelaki tetap memenangkan Jokowi namun persentasenya lebih rendah yaitu 56,6 persen berbanding 43,5 persen yang memilih Prabowo.
Selain itu Jokowi memiliki banyak pemilih di pedesaan yang perbandingannya 60.5 persen memilih Jokowi dan Prabowo hanya 39.5 persen.
Namun bukan berarti Jokowi kalah populer di kota. Buktinya Roy Morgan menemukan pemilih Jokowi di kota 54,5 persen berbanding 45,5 persen yang memilih Prabowo. Hanya selisihnya lebih tipis dibandingkan orang desa.
Sementara pada pemilihan legislatif, Roy Morgan mencatat partai pendukung Jokowi, PDI Perjuangan diperkirakan akan semakin menguasai Senayan karena elektabilitasnya saat ini mencapai 42,5 persen atau naik dua persen dari Januari lalu.
Sedangkan mereka yang memilih anggota dari Gerindra tinggal 21 persen atau turun empat persen dari Januari 2019. Sementara 36,5 persen suara sisa dibagi untuk 14 partai lainnya.
Responden survei itu berasal dari 17 provinsi dan menggunakan metode penelitian wawancara tatap muka.